Suara.com - Perayaan lebaran di Indonesia tidak akan usai setelah hari pertama atau kedua saja. Pasalnya,di sini juga dikenal dengan adanya lebaran ketupat, suatu tradisi yang diadakan satu minggu setelah idul fitri.
Apa Itu Tradisi Lebaran Ketupat?
Mengutip dari laman NU Online, lebaran ketupat adalah salah satu tradisi yang banyak dilakukan umat Muslim di Indonesia, khususnya mereka yang berada di Pulau Jawa.
Tradisi lebaran ketupat biasanya diadakan satu minggu setelah perayaan satu Syawal. Oleh karenanya, di beberapa daerah tradisi ini juga dikenal dengan syawalan. Perayaan ini menekankan pada momen kebersamaan dengan keluarga besar.

Sebutan ketupat sendiri diambil dari kupat yang dalam bahasa jawa diartikan sebagai "ngaku lepat" atau "mengakui kesalahan". Oleh karena itu, salah satu inti perayaan ini adalah saling memaafkan satu sama lain.
Bukan hanya dari namanya, bungkus ketupat yang berupa janur kuning juga dianggap sebagai lambang penolak bala bagi orang Jawa.
Sementara itu, bentuk segi empat dari ketupat dinilai melambangkan "kiblat papat lima pancer" yang berarti ke mana pun jalan manusia menuju, pasti akan selalu kembali kepada Allah.
Ketupat dan Santen
Tak cuma ketupat, santen juga dianggap sebagai salah satu hidangan yang hampir selalu melengkapi perayaan lebaran. Tentu saja perpaduan ini bukan hanya karena keduanya menghasilkan cita rasa yang enak.
Baca Juga: Masih Punya Sisa Ketupat Usai Lebaran, Begini Cara Menyimpannya Agar Tak Mudah Basi dan Mubadzir
Filosofi dari santan sendiri adalah "pangapunten" atau permintaan maaf dalam bahasa Jawa. Dengan begitu, tidak mengherankan jika ada sebuah pantun yang hampir selalu terdengar saat lebaran. Berikut adalah bunyi pantung tersebut.