Profil Emha Ainun Nadjib Alias Cak Nun, Dikabarkan Pendarahan Otak Hingga Dilarikan ke RS

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 07 Juli 2023 | 10:14 WIB
Profil Emha Ainun Nadjib Alias Cak Nun, Dikabarkan Pendarahan Otak Hingga Dilarikan ke RS
Cak Nun membahas soal Islam arogan yang dilontarkan Abu Janda. [CakNun.com / YouTube]

Suara.com - Emha Ainun Najib alias Cak Nun, Budayawan dan cendekiawan muslim dikabarkan sedang sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta.

Diketahui, Cak Nun mengalami pendarahan otak. Kini kondisinya semakin membaik. Informasi itu disampaikan mantan sekretaris pribadinya, Nur Janis Langgabuana.

"Sekarang sudah lebih baik dari kabar yang saya dapat pukul 17.00 WIB tadi. Kalau tadi membaik, sekarang lebih baik lagi," kata Nur Janis pada Kamis (6/7/2023) di Yogyakarta.

Lantas seperti apa profil Emha Ainun Najib? Berikut ini suara rangkum profil Cak Nun alias Emha Ainun Najib. 

Profil Cak Nun

Dilahirkan dengan nama lengkap Muhammad Ainun Nadjib, Cak Nun dikenal sebagai seorang tokoh keagamaan, penyair, serta budayawan yang cukup terkenal. Ia lahir di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur pada 27 Mei 1953.

Pada 1979 Cak Nun pernah menikah dengan Neneng Suryaningsih dan dikaruniai seorang anak bernama Sabrang Mowo Damar Panuluh (Neo), yang kemudian menjadi vokalis band Letto.

EMHA Ainun Najib alias Cak Nun [Foto: Tangkapan layar Youtube]
EMHA Ainun Najib alias Cak Nun [Foto: Tangkapan layar Youtube]

Namun, saat itu pernikahannya bersama Neneng tidak bertahan lama dan keduanya memutuskan untuk bercerai. Pada tahun 1997, Cak Nun kembali menikah dengan artis sinetron dan penyanyi Novia Kolopaking.

Pernikahan dengan Novia itu dikaruniai empat anak, yakni Aqiela Fadia Haya, Jembar Tahta Aunillah, Anayallah Rampak Mayesha. Untuk anak satunya meninggal di dalam kandungan bernama Ainayya Al-Fatihah.

Baca Juga: Alami Pendarahan di Otak, Budayawan Cak Nun Dikabarkan Harus Dirawat Intensif

Pendidikan Cak Nun

Pendidikan formal Cak Nun dimulai dari Sekolah Dasar di desanya. Namun saat itu ia tak sempat lulus karena keluar dari sekolah tersebut. Kemudian oleh ayahnya, Cak Nun dikirim ke Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pada masa tahun ketiganya di Gontor, ia sempat menggugat kebijakan pihak keamanan Pondok yang dianggapnya tidak berlaku adil.

Namun protes itu berujung pada dikeluarkannya Cak Nun dari Pondok. Meskipun hanya 2,5 tahun di sana, Gontor memberikan kesan mendalam baginya. Budaya santri mengakar kuat dalam dirinya sehingga ia memiliki disiplin pesantren.

profil cak nun (Wikipedia)
profil cak nun (Wikipedia)

Kemudian Cak Nun pindah ke Yogyakarta melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 4. Selanjutnya ia juga tamat SMA Muhammadiyah 1 bersama dengan teman karibnya, Busyro Muqoddas. 

Usai SMA, ia diterima di Fakultas Ekonomi UGM. Di “kampus biru” ini, ia bertahan hanya satu semester, atau tepatnya empat bulan saja.

Kiprah Cak Nun

Berikut adalah perjalanan karier Cak Nun:

  • Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970)
  • Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976)
  • Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta)
  • Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng
  • Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media

Cak Nun bahkan mendapat julukan manusia multidimensi karena kepiawaiannya dalam bidang pemikiran, sastra, seni, musik, agama, dan banyak lagi. Dia terkenal dengan kelompok gamelan Kiai Kanjeng, pengajian Padangmbulan, dan terakhir Majelis Maiyah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI