Suara.com - Budayawan kondang Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Sleman, Yogyakarta akibat alami pendarahan di otak. Kondisinya dikabarkan membaik dan telah sadar.
Informasi itu disampaikan mantan sekretaris pribadi Cak Nun, Nur Janis Langgabuana saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis (6/7/2023).
"Sekarang sudah lebih baik dari kabar yang saya dapat pukul 17.00 WIB tadi. Kalau tadi membaik, sekarang lebih baik lagi," kata Nur Janis.
Nur Janis mendapatkan kabar itu dari Ahmad Syakurun Muzakki atau Cak Zakki yang merupakan adik sekaligus manajer Cak Nun. Berdasarkan informasi terakhir, kata dia, Cak Nun bahkan sudah dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi meski masih terbatas.
![Cak Nun bahas WS Rendra. [YouTube CakNun.com]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/08/09/88365-cak-nun-bahas-ws-rendra.jpg)
Keterangan dari Nur Janis bahwa Cak Nun dirawat di RSUP Dr Sardjito, Sleman, sejak Kamis (6/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Ia menduga penyeban sakitnya pendakwah berusia 70 tahun itu juga akibat kelelahan.
Cak Nun dikenal sebagai budayawan sekaligus pendakwah yang sering bicara tentang konsep kenegaraan, kehidupan, hingga keagamaan. Ayah kandung vokalis Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau juga dikenal Noe itu juga kerap melontarkan kalimat-kalimat yang dijadikan kutipan bemakna.
Ucapan Cak Nun juga kerap kali sarat akan filsafat. Sehingga siapa pun yang membacanya perlu memahami dengan lebih dalam dari setiap pemilihan kata yang digunakan Cak Nun.
Berbagai tulisan dan ucapan telah dilontarkan oleh santri yang pernah mondok di Pesantren Gontor tersebut. Termasuk di antaranya ucapan Cak Nun tentang perasaan sakit. Dikutip dari situs caknun.com berikut kumpulan kutipan Cak Nun tentang rasa sakit.
1. Sebab Akibat Sakit
Baca Juga: Kondisi Cak Nun yang Dirawat di RSUP Sardjito Diungkap Kolega
Sakit adalah bagian dari kelengkapan sebab akibat untuk dikelola oleh manusia menuju ketangguhan, kedewasaan, kematangan dan kesaktian.
2. Sakit Pikiran dan Hati Mabuk
Jika engkau dipuji dan dimaki, dikafirkan atau dianggap Kiai, dibuang atau dijunjung bagaikan Nabi.
3. Domba dan Serigala
Di rangkaian beribu kepulauan
Aku hidup rukun berdampingan
Dengan bangsa besar
Yang hidupnya penuh kekawatiran
Jiwa mereka dikerdilkan oleh zaman
Kecil hati dan tak pernah merasa nyaman
Setiap orang merasa dirinya adalah domba
Dan yang selain dirinya adalah serigala
Ketika domba merumput di padang-padang
Siapa saja yang lewat atau datang
Pastilah itu serigala yang mengancam
Selalu demikian mereka merasakan
Serigala meneriaki serigala
Serigala sakit jiwa kepada serigala
Sehingga tak satupun yang bukan serigala
250 juta domba Nusantara tak mengerti itu semua
4. Kutelan Dengan Samuderaku