Profil Ahli Toksikologi Australia Michael Robertson yang Bantah Mirna Salihin Diracun Sianida

Selasa, 10 Oktober 2023 | 17:33 WIB
Profil Ahli Toksikologi Australia Michael Robertson yang Bantah Mirna Salihin Diracun Sianida
Profil Ahli Toksikologi Australia Michael Robertson yang Bantah Mirna Salihin Diracun Sianida [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Karena terangkatnya kembali kasus kopi sianida, banyak sosok yang kemudian juga turut mengemuka. Salah satunya adalah Michael David Robertson, yang merupakan ahli toksikologi forensik dari Australia. Sekilas mengenai profil ahli toksikologi forensik Australia Michael David Robertson yang ragukan Mirna tewas karena sianida dapat Anda cermati di sini.

Nama Michael Robertson sendiri sudah dihadirkan oleh pihak pengacara Jessica Wongso yang melibatkan Otto Hasibuan, pada tahun 2016 lalu. Kesaksian yang diberikannya serupa dengan saksi patologi forensik dari Australia yang sebelumnya dihadirkan, Beng Beng Ong.

Profil Michael David Robertson

Michael David Robertson, atau biasa dikenal dengan Michael Robertson, berprofesi sebagai seorang ahli racun dan alkohol. Ia mengenyam pendidikan di Monash University yang berada di Melbourne, dengan mengambil jurusan kedokteran. Di penghujung masa studinya, ia mendapatkan penghargaan khusus di bidang farmasi dan toksikologi.

Pendidikannya dilanjutkan di Victorian Institute of Forensic Medicine. Dalam pengakuannya, ia telah menjadi ahli racun selama 20 tahun, dan sudah beberapa kali memberikan keterangan di persidangan terkait bidang keahliannya ini.

Michael juga pernah mendapatkan beasiswa pasca-doktoral di National Medical Services, yang berada di Amerika Serikat. Di negara tersebut juga ia kemudian dikabarkan pernah terlibat skandal pembunuhan, yang diliput oleh Daily Mail.

Tentu saja kemudian berita ini dipermasalahkan dalam persidangan, meski sebenarnya sebagai saksi ahli tidak perlu mempermasalahkan riwayat kehidupan sebelumnya. Cakupan bidang keahlian lah yang menjadi hal yang diperlukan dalam persidangan, untuk dapat memperoleh keterangan yang dapat dipertimbangkan pada proses berikutnya.

Membantah Mirna Diracun

Ia kemudian mengungkapkan pendapatnya terkait kasus kopi sianida ini. Ia menyebutkan bahwa sianida yang ditemukan di dalam lambung setelah tiga hari kematian kemungkinan diakibatkan proses perubahan tubuh setelah kematian. Hal ini diungkapkan dengan dasar bahwa sesaat setelah Mirna meninggal dunia, tidak ditemukan adanya sianida di dalam jasad Mirna.

Baca Juga: Ayah Mirna Ngaku Juara ASEAN, Tapi Tembakannya Nggak Ada yang Tepat Sasaran

Menurut ilmu yang dipelajarinya, ketika sianida masih ke tubuh dalam bentuk gas maka akan meninggalkan residu dan dapat terdeteksi di paru-paru. Dalam konteks lain ketika masuk ke dalam tubuh dalam bentuk cairan atau padatan, maka akan mudah terdeteksi di bagian lambung, hati, darah, dan urine.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI