Mengenal Sungai Pusur di Klaten yang Disulap Jadi Area Wisata Tubing

Iman Firmansyah Suara.Com
Rabu, 08 November 2023 | 14:30 WIB
Mengenal Sungai Pusur di Klaten yang Disulap Jadi Area Wisata Tubing
Wisata Tubing di Sungai Pusur Klaten. (Dok; newrivermoon.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sungai Pusur kini menjadi area wisata tubing yang sangat menarik. Setiap akhir pekan, sering dijumpai rombongan kecil yang menaiki ban dan mengikuti aliran sungainya, riuh teriakan mereka menghidupkan suasana sepanjang Pusur.

Sebelumnya, sungai ini belum terjamah dan penuh dengan sampah. Adalah anak-anak muda desa bermain di sungai yang secara sukarela melakukan penyisiran membersihkan sampah-sampah plastik di sepanjang aliran sungai.

Selanjutnya mereka menjadi relawan Sampah yang diinisiasi AQUA Klaten. Gerakan bersih sungai secara berkala ini kemudian diikuti oleh masyarakat sekitar sungai yang secara mandiri mulai membersihkannya dan membuka akses jalan ke area sungai untuk akses tubing. Tidak hanya itu, masyarakat desa diedukasi untuk tidak membuang sampah di sungai serta menyediakan kotakan sebagai tempat pembuangan sampah.

Kemudian terbentuklah Pusur Institute, sebuah wadah kolaborasi pihak-pihak yang memiliki kesamaan visi terhadap kelestarian Kawasan Sub DAS Pusur dan sekitarnya. Sekjen Pusur Institute  Muslim, mengatakan sungai Pusur ini sebenarnya salah satu Sub DAS yang berada di kawasan operasional kerja DAS Bengawan Solo.

Meski panjangnya yang hanya 36 kilometer, sungai ini melewati dua administrasi kabupaten,  yaitu Kabupaten Boyolali dan Klaten. Daerah hulu berada di Boyolali yang menjadi kawasan konservasi dan tangkapan air. Sedang kawasan hilirnya berada di Klaten yang saat ini dijadikan sebagai wisata tubing yang dikelola masyarakat setempat.  

Dia menuturkan area tubing di Sungai Pusur ini awalnya diinisiasi masyarakat Desa Jragan yang merindukan masa anak-anak ketika bermain di sungai. Oleh karena itu, mereka menjadikan sungai menjadi layak untuk digunakan bermain. “Dan karena unsur ketidaksengajaan inilah muncul inisiatif untuk membentuk area tubing di Sungai Pusur atau disebut dengan RTPA atau River Tubing  Pusur Adventure,” katanya.

Masyarakat kemudian mulai membersihkan sungai yang kala itu belum terjamah dan penuh dengan sampah, membuka jalan yang akan digunakan untuk akses tubing. Aktifitas yang kemudian mendorong pergerakan ekonomi pada masyarakat sekitar sungai ini justru memudahkan relawan untuk  mengedukasi masyarakat desa supaya tidak membuang sampah di sungai serta menyediakan kotakan sampah sebagai tempat pembuangan sampah. Proses ini memakan waktu sekitar satu tahun

Untuk pendanaan berawal dari tiap anggota RTPA yang wajib mempunyai ban sendiri. Seiring berjalannya waktu, RTPA baru kedatangan pengunjung atau wisatawan. Kemudian, hasil dari pengunjung digunakan untuk membeli perlengkapan safety serta peralatan yang diperlukan.  Sampai saat ini belum adanya bantuan dari pihak luar terkait pendanaan. Artinya, pendanaaan murni dari anggota komunitas.

Sedangkan untuk administrasi, hasil dari tubing tersebut semuanya masuk ke kas dan digunakan untuk membeli perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan. Namun, akhir-akhir ini dibagi Rp 10 ribu untuk pemandu dan Rp 40 ribu untuk kas.
 
Melihat kesuksesan RTPA yang merupakan penggagas pertama area tubing di sepanjang aliran Sungai Pusur, kemudian masyarakat di sekitar lintas tubing pun menginginkan untuk membuat hal serupa. ”Karena ada wisata itu, saya kira gotong royong untuk  membersihkan sungai itu juga sudah menjadi kebiasaan masyarakat, bukan karena event. Karena, kalau seumpama arusnya tidak tertata otomatis wisatawan akan tidak nyaman untuk tubing di situ. Oleh karena itu, ketika ada sampah,  jalur yang terbawa arus itu harus ditata lagi. Bersih-bersih sungai itu biasanya dilakukan warga setiap hari Jumat,” ujar Muslim.

Baca Juga: Kelas Desain dari OMG Gowa Menuju Eksistensi Desa Wisata

Ada beberapa operator yang mengelola wisata river tubing di Sungai Pusur di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten. Salah satu operator adalah  New Rivermoon, sebuah resto bernuansa alam yang berlokasi di Dukuh Pusur, Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten,  yang menawarkan river tubing, outbound dan resto dengan berbagai menu yang harganya terjangkau. Paket makan per orang antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000 tergantung pilihan menunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI