Selain soal stigma mengenai rumah sakit jiwa, orang dengan gangguan jiwa pun memiliki stigma yang tidak cukup baik pula. Maka dari itu, pengidap merasa kalau penyakit mental yang menimpanya sebagai sebuah aib.
Merujuk pada penelitian Girma, ndividu yang terkena stigma di masyarakat sulit untuk berinteraksi sosial bahkan dalam kasus terburuk dapat menyebabkan individu melakukan tindakan bunuh diri. Selain itu penolakan untuk mencari pengobatan, penurunan kualitas hidup, kesempatan kerja yang lebih sedikit, penurunan peluang untuk mendapatkan pemukiman, penurunan kualitas dalam perawatan kesehatan, dan penurunan harga diri.
Di sisi lain, pada penelitian Mestdagh stigma tak hanya berpengaruh pada pasien saja, melainkan masyarakat sekitar. Mereka merasa ketakutan kalau ada klien gangguan jiwa di lingkungan masyarakatnya karena mereka berpikir klien gangguan jiwa suka mengamuk dan mencelakai orang lain. Semua itu merupakan konsekuensi dari stigma gangguan jiwa.