Suara.com - Meninggalnya mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen (purn) Doni Monardo memicu luka mendalam di hati masyarakat Indonesia. Sosok yang disebut sebagai pahlawan Covid-19 ini akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata.
Kabar meninggalnya mantan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan cepat menyebar ke berbagai grup WhatsApp rekan wartawan, kepergian Doni juga dikonfirmasi Stafsus Kepala BNPB periode 2019-2020 Egy Massadiah.
"Telah meninggal dunia, Letjen Purn DR HC Doni Monardo, (Kelahiran 10 Mei 1963) pada hari Ahad, 3 Desember 2023 pukul 17.35 WIB. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT," ujar Egy melalui pesan singkatnya, Minggu (3/12/2023).
Doni Monardo meninggal di RS Siloam Semanggi dan jenazahnya dibawa ke rumah duka di Serpong, Tangerang Selatan pada Minggu, 3 Desember 2023 jam 9 malam. Pada Senin, 4 Desember 2023 jenazah lelaki berusia 60 tahun itu dilepas secara militer dari rumah duka ke Mako Kopassus Cijantung.
![Prosesi pemakaman mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin (4/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/12/04/29429-pemakaman-doni-monardo.jpg)
Selanjutnya Doni dimakamkan di TMP Kalibata pada pukul 10.30 WIB, dan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat peristirahatan terakhir lelaki yang terkenal aktif di Lingkungan Hidup itu.
Mengingat, TMP Kalibata bukanlah tempat yang terkenal cukup istimewa dan tidak sembarang orang bisa dimakamkan di lokasi tersebut. Berikut ini fakta menarik TMP Kalibata yang berhasil dirangkum suara.com, Senin (4/12/2023).
1. Tidak Cuma Untuk Pahlawan
Menurut skripsi karya Feby Hendola Kaluara, Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada 2012 menyebutkan jika TMP Kalibata tidak hanya dibangun sebagai rumah terakhir pahlawan nasional Indonesia. Tetapi juga warga sipil yang sudah dianggap pahlawan sesuai dengan keputusan presiden atau sosok tersebut memiliki tanda kehormatan bintang RI seperti Mahaputera, bintang Gerilya dan sebagainya.
2. Asalnya Bukan di Kalibata
Baca Juga: Pemakaman Doni Monardo di TMP Kalibata, Panglima TNI Agus Subiyanto jadi Inspektur Upacara
Masih merujuk skripsi Feby, awalnya taman makam pahlawan ini bukan berada di Kalibata, melainkan di Jakarta Utara yang kemudian dipindahkan ke Kalibata pada 1953. Saat di Kalibata, barulah pembangunan TMP dipikirkan dengan matang.
Dari mulai lima balok menjulang tinggi yang merepresentasikan lima sila dasar negara Indonesia. Sampai akhirnya pada Hari Pahlawan 10 November 1954, barulah lokasi ini diresmikan langsung oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno.
3. Punya Luas 25 Hektar
Lokasi yang terletak di antara Pasar Minggu dan Pancoran ini, mendapat program perluasan oleh Presiden Soeharto seluas 25 hektar. Status yang awalnya hanya sebagai TMP ini juga berubah menjadi Taman Makam Pahlawan Pahlawan Nasional pada 1976 oleh presiden RI kedua itu.
4. Informasi Nama Pahlawan
Dalam skripsi Feby juga menyebutkan ada ukiran di dinding besar setelah pos penjagaan, yaitu sederet nama pahlawan yang dimakamkan di TMP Kalibata. Lengkap dengan detail tahun jenazah tersebut disemayamkan.