Sosoknya juga merupakan anggota Majelis Amanah Pengurus Besar Ormas Mathla'ul Anwar (PBMA). Fahrul kemudian didaulat untuk masuk dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019 - 2024 sebagai Menteri Agama.
Sayangnya, jabatan tersebut harus dilepaskan Fachrul saat Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Ia kemudian digantikan dengan Yaqut Cholil Qumas yang dilantik sebagai Menag pada tanggal 23 Desember 2020 lalu.
Pengakuan Fachrul Razi dicopot gegara FPI
Dalam podcast, Fachrul mengungkap kronologi hingga reshuffle kabinet. Awalnya ia menjadi salah satu pihak yang dimintai saran dalam rencana pembubaran FPI. Namun ia juga menjadi satu-satunya orang yang menolak pembubaran organisasi terlarang tersebut.
"Waktu itu satu minggu sebelum reshuffle, kita ada rapat kabinet. Topiknya membahas soal pembubaran FPI. Saya hadir di rapat tersebut saat itu," ungkap Fachrul.
"Waktu masuk ke pembahasan, semua menteri, semua kepala badan itu setuju untuk dibubarkan. Hanya saya yang menyampaikan hal itu (menolak pembubaran FPI)," sambung Fachrul.
Fachrul Razi memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya enggak membubarkan FPI. Menurutnya, organisasi itu tidak perlu dibubarkan, melainkan hanya perlu dibina.
"Saya selalu katakan ke pak Pres (Jokowi), bahkan sudah kedua kali. Pak wapres juga pernah (panggil saya). Saya bilang, 'Pak tidak perlu dibubarkan (FPI), cukup kita bina'. Ya itu tidak masalah karena (FPI) bukan ancaman bagi saya," beber Fachrul.
Seminggu kemudian setelah pertemuan tersebut, Fachrul mendadak dicopot melalui reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Situasi itu akhirnya dikaitkan Fachrul dengan penolakannya terhadap rencana pembubaran FPI.
Baca Juga: Mau Sejahterahkan Warga, TNI Bakal Berikan Penyuluhan Pengelolaan Lahan untuk Babinsa
Sosok Fachrul pun kini ramai diperbincangkan publik. Bahkan pihak Istana dan Kementerian Agama (Kemenang) ikut buka suara menanggapi pernyataan Fachrul soal reshuffle kabinet.