Penyebab sengketa Laut China Selatan
Awal mula sengketa ini tentu tidak luput dari klaim sepihak dari negara kawasan, termasyk China dalam hal kepemilikan wilayah perairan tersebut.
Klaim tersebut berawal dari China pada tahun 1947 yang memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus dan menyatakan wilayah yang masuk dalam lingkaran garis tersebut, termasuk Kepulauan Spartly dan Paracel.
Peta tersebut lantas ditegaskan kembali oleh Partai Komunis yang berkuasa pada 1953. Klaim ini pun tak luput dari aspek historis China Kuno mulai dari Dinasi Han yang berkuasa pada abad 2 SM sampai Dinasi Ming dan Dinasi Qing abad 13 SM.
Guna menjaga klaimnya atas LCS, China kini agresif membangun fasilitas militer, mendirikan pulau buatan, dan menempatkan kapal-kapal perangnya di wilayah perairan tersebut.
Selain itu, ketegangan kembali terpantik ketika China mengeklaim atas 80-90 persen wilayan di Laut China Selatan.
Sementara Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam yang mendasarkan pada aturan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Mengapa Laut China Selatan jadi rebutan?
Merujuk pada laporan Kementerian Pertahanan China (MOD) LCS adalah wilayah startegis baik secara perdagangan ekonomi dan kepentingan militer.
Baca Juga: Prabowo Subianto Kecewa Diserang Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Soal Pertahanan
Laut China Selatan diketahui menjadi salah satu pintu gerbang komersial yang krusial bagi sebagian besar industri logistik dunia dan menjadi sub-wilayah ekonomi strategis di kawasan Indo-Pasifik.