Suara.com - Menjelang hari pencoblosan 14 Febuari 2024 mendatang, dukungan kepada ketiga capres seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terus mengalir dari berbagai kalangan.
Selain mendapat dukungan dari banyak pihak seperti para ulama, Anies Baswedan juga mendapat dukungan dari seorang dokter sekaligus influencer yang cukup populer di Tanah Air. Sosok tersebut adalah dokter Tirta.
Dokter muda tersebut secara terang-terangan menyatakan mendukung capres nomor urut 1, yakni Anies Baswedan. Penyataan dukungan dokter Tirta disampaikan langsung lewat akun X miliknya @tirta_cipeng pada Minggu, 14 Januari 2024.
“Aku tahu paslon nomor 2 sudah diatas angin di berbagai survey. Aku hargai orang-orang yang memilih beliau. Aku juga tahu paslon nomor 3 cukup dikenal di area Jawa Tengah," begitu tulisnya, dikutip dari Suara.com pada Senin, (15/01/2024).
"Tapi aku berharap, What If, Gimana kalao semisal tokoh ini yang menang. So. Aku memutuskan dukung Pak Anies,” sambungnya.
Dukungan tersebut lantas memantik diskusi lebih lanjut di akun X nya. Secara umum dokter Tirta menyatakan semua orang berhak memilih dan juga menghormati pilihan yang berbeda.
Sebagai influencer, dokter Tirta juga punya rekam jejak yang mentereng di dunia bisnis. Lalu, siapakah sebenarnya Dokter Tirta? Berikut profil singkatnya:
Profil Dokter Tirta
Dokter Tirta memiliki nama lengkap Tirta Mandira Hudi. Ia lahir di Kota Solo, Jawa Tengah pada 30 Juli 1991. Ia merupakan lulusan Magister Manajemen Bisnis di ITB (Institute Tehknologi Bandung).
Baca Juga: Anies Baswedan: Diskriminasi Rekrutmen Kerja Bakal Lenyap?
Sebelum itu, ia mengenyam pendidikan kedokteran di UGM (Universitas Gajah Mada) dan lulusan sebagai Magister dengan predikat cumlaude.
Sebelum melanjutkan ke pendidikan tiggi, Tirta bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Regina Pacis, Surakarta.
Kisah kehidupan
Sebelum sukses lulus sebagai mahasiswa kedokteran, menurut beberapa sumber, pria asal Surakarta ini pernah menjual gorengan di kampus untuk membiayai kuliahnya.
Minimnya mahasiswa yang sarapan pada hari, jadi awal bagi Tirta untuk memulai bisnis untuk menjual gorengan di lingkungan kampus.
Tirta rela bangun pagi untuk beli gorengan dengan dilanjutkan dengan tidur, lalu mulai kuliah pukul 7 pagi dan menjajakan gorengan ia beli dengan harga Rp400 perbiji karena di kantin harganya dijual 5x lipat lebih mahal.