Catatan tersebut dikuatkan oleh Aisyah RA sendiri. Aisyah radiallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR. Muslim)
Oleh karenanya menikah di bulan syawal sangat dianjurkan oleh Islam. Jika seseorang menikah, ia telah menyempurnakan separuh agamanya.
Demikian itu penjelasan menikah di bulan syawal berdasarkan pandangan Jawa dan Islam. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh