Awalnya Prihatin dengan Banyaknya Sampah di Labuan Bajo, Kini Kole Project Bisa Bantu Masyarakat Lewat Ekonomi Sirkular

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 02 Juni 2024 | 08:26 WIB
Awalnya Prihatin dengan Banyaknya Sampah di Labuan Bajo, Kini Kole Project Bisa Bantu Masyarakat Lewat Ekonomi Sirkular
Kole Project dan Pandawara Group di Fasilitas Pemilahan Sampah atau RBU Labuan Bajo (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada tiga cara yang lakukan Kole Project untuk bisa mengumpulkan sampah daur ulang dari seluruh Labuan Bajo. Pertama kata Putra adalah dengan layanan bernama Lako Sama. 

Ini adalah layanan untuk perkantoran, unit usaha seperti hotel dan event berbasis pengangkutan, pengelolaan, pendataan, pelaporan dan publikasi.

"Nah, di Lako Sama ini ada berbagai macam usaha yang kami lakukan.  Yakni pengolahan sampah kantor atau hotel. Terus kemudian kita juga melakukan pengolahan sampah di event. Setidaknya 2023 kita melakukan di 14 event ya. Termasuk salah satunya side event ASEAN," jelasnya.

Kemudian ada green project seperti clean up dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa direquest oleh mitra-mitra dari luar. Selanjutnya adalah waste trading, yakni pengumpulan sampah daur ulang secara langsung dari masyarakat berbasis jual beli.

Putra Hawan, Founder dan CEO Kole Project (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Putra Hawan, Founder dan CEO Kole Project (Suara.com/Dinda Rachmawati)

"Kami jual-beli sampah, kami membeli sampah dari masyarakat secara langsung," tambahnya lagi.

Terakhir adalah Kolekte Sampah, upaya edukasi untuk perubahan perilaku melalui pendekatan keagamaan. Karena di Labuan Bajo mayoritas penduduknya beragama Katolik, maka Kole Project melalukannya di gereja. 

Jadi lanjut dia, umat-umat yang datang, bisa bersedekah atau kolekte tidak hanya dengan uang tapi juga sampah daur ulangnya ke gereja. Selain itu, Kole Project juga mengajak anak-anak, petugas dan organisasi gereja melakukan kegiatan pemilahan setiap hari Jumat.

"Ya, jadi upaya-upaya itu terus kita lakukan. Karena kita tidak bisa berharap tiba-tiba kita ada seratus pemulung di sini. Kita tidak bisa. Kita harus berusaha dan berupaya untuk mencegahnya justru tidak dikumpulkan dari TPA. Justru kita mendapatkannya dari sumber," rinci Putra lagi.

Hingga kini, dari 100 persen sampah yang terkumpul dari unit daur ulang cuma 20 persen yang diambil dari TPA, sementara 80 persennya melalui edukasi yang digaungkan Kole Project ke berbagai lapisan masyarakat.

Baca Juga: Targetkan Quality Tourism, Pengembangan Destinasi Parpuar Labuan Bajo Harus Dengan Konsep Berkelanjutan

Sampai saat ini, melalui berbagai alsi tadi sudah ada 300 siswa dan lebih dari 1000 masyarakat yang sudah berpartisipasi dengan Kole Project dengan 200 titik pengumpulan di seluruh Labuan Bajo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI