Isi pesan itu lantas membuatnya termenung dan berpikir. Hati kecilnya berkata, ia tak mau ayahnya kesulitan masuk surga hanya karena memilik anak yang berbeda agama.
"Saat itu aku mikirnya biar bapak masuk surga. Ketika dapat artikel itu, defense mecanism aku logika. Waduh kok berarti kalau misalkan, saat itu aku diterangkan hadisnya. Kalau bapak Islam, anak Katolik, sulit loh dia untuk masuk surga. Kepikiran. Pada waktu itu aku bilangnya biar adil saja, separuh kehidupanku di Katolik, separuh kehidupanku di Islam," kenang Tirta
Kegelisahannya itu lantas membawa Dokter Tirta pada sejumlah kiai. Ia berkonsultasi, memantapkan niatnya, hingga akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dokter Tirta juga mengatakan, keputusannya memeluk agama Islam tak membuat ibunya marah atau kecewa.
Kontributor : Damayanti Kahyangan