Infografis
Suara.com - Istilah "Asian Value" tengah menjadi topik hangat setelah dibahas dalam podcast Total Politik yang menghadirkan Pandji Pragiwaksono sebagai bintang tamu. Dalam episode yang tayang pada Selasa (4/6/2024), Pandji berhasil membuat kedua host Total Politik, Arie Putra dan Budi Adiputro, terpojok dengan argumennya yang mendukung dinasti politik.
Arie Putra dan Budi Adiputro berpendapat bahwa dinasti politik adalah sesuatu yang sah-sah saja dan merupakan hak setiap warga negara. Ketika ditekan oleh Pandji, Arie Putra mengemukakan bahwa pandangannya tentang dinasti politik didasarkan pada konsep "Asian Value".
Seakan meledek Arie Putra, netizen pun ramai-ramai mencuitkan Asian Value versi mereka yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Asian value yang ini pasti banyak yang relate. Sebab, motor di ruang tamu lazim ditemukan di banyak rumah di Indonesia.
Yang ini menyindir sikap orangtua yang jarang meminta maaf kepada anak usai berbuat salah.
"Asian value (parent version): Kalo bikin salah ngga minta maaf, tapi bilang “ada makanan kesukaanmu tuh di meja.”
Sindiran kali ini datang dari komika Gilbhas yang menyinggung 'kelaziman' merapel gaji di instansi pemerintahan.
"Ngerapel gaji adalah asian value yang tidak melanggar human rights."
Nah kalau yang ini, kebiasaan makan orang Indonesia yang juga mencerminkan Asian value: nasi putih ditambah mi goreng dan telur.
Ngaku deh, kamu pasti pernah mencelupkan jari untuk mengukur batas air saat memasak nasi kan?
Baca Juga: Diskakmat Pandji Pragiwaksono, Ini 5 Potret Kedekatan Arie Putra dengan 5 Sosok 'Penguasa' RI
Masih berhubungan dengan makanan, Asian value kali ini adalah makan mie goreng di kotak bekal saat berenang.
Terakhir, Asian value yang tampak merendahkan kesehatan mental, yakni meremehkan seseorang yang konsultasi ke psikolog.
"Asian value kok politik dinasti. Asian value itu “Ngapain ke psikolog segala? Makanya banyak2 bersyukur aja.”
Apa Itu Asian Value?
Asian Value atau nilai-nilai Asia adalah konsep yang diperkenalkan pada akhir abad ke-20 oleh para pemimpin negara dan cendekiawan Asia. Konsep ini berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia, khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Nilai-nilai Asia sering dikaitkan dengan berbagai aspek seperti disiplin, kerja keras, kesederhanaan, dan pencapaian akademik. Selain itu, konsep ini juga menekankan keseimbangan antara kebutuhan individu dan masyarakat serta penghormatan terhadap otoritas yang berkuasa.
