Suara.com - Memasuki bulan Muharram menjadi hal yang kerap diperbincangkan banyak orang. Pasalnya, pada bulan ini seringkali dikaitkan dengan berbagai hal mistis, salah satunya terkait larangan menikah.
Berdasarkan mitos di masyarakat Jawa, menikah di bulan Muharram dipercaya dapat menimbulkan kesialan. Selain itu, orang yang menikah di bulan Muharram dikatakan akan mengalami berbagai masalah mulai dari banyak utang, banyak keributan, dan lain-lain.
Bahkan, ada kepercayaan alasan larangan menikah di bulan Muharram ini karena bertepatan dengan pernikahan penguasa laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Sementara bagi kepercayaan masyarakat Jawa dianjurkan menikah pada bulan Dzulhijjah karena memberikan keberuntungan.
Namun, sebenarnya bagaimana dalam kepercayaan Islam mengenai menikah di bulan Muharram?
Dikutip dari NU Online, terkait menikah sendiri merupakan sunah Rasulullah SAW. Jika sudah memenuhi persyaratan untuk menikah, maka diperbolehkan untuk menyegerakannya tanpa harus melihat bulannya terlebih dahulu.
Terkait anjuran menikah ini juga dijelaskan dalam Al Quran dalam surat An-Nur ayat 32:
“Dan menikahlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.”
Bukan hanya dari Al Quran, anjuran untuk menikah ini juga disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis:
“Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu terhadap biaya, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menentramkan mata dan lebih menjaga kelamin. Maka apabila tidak mampu, berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng. (Imam Taqiyuddin Abi Bakr bin bin Muhammad al-Husaini asy-Syafi'i, Kifayah al-Akhyar, Surabaya: Dar al-Jawahir, t. th, juz 2, halaman: 30).”
Baca Juga: Mirip Artis Bollywood, OOTD Kahiyang Ayu Rayakan 1 Muharram Jadi Sorotan
Dalam Islam juga tidak memiliki aturan waktu, hari, tanggal, dan bulan untuk melaksanakan pernikahan. Sementara terkait mitos menikah di bulan Muharram dapat timbulkan kesialan tidaklah benar. Dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin dijelaskan, bahwa seseorang hendaknya tidak mempercayai apakah menikah di hari ini dan di malam ini baik atau buruk.
“Jika terdapat seorang ahli nujum berkata serta meyakini semuanya itu adalah pengaruh dari Allah, Allah-lah yang membuat kebiasaan terhadap anggapan sesungguhnya hal itu akan terjadi demikian ketika demikian. Maka hal itu tidak masalah. Lalu, dari mana kritikan itu datang, muncul atas seseorang yang percaya terhadap pengaruh bintang dan pengaruh makhluk. Mereka percaya jika ilmu bintang itu dapat mempengaruhi nasib baik dan buruk pernikahan. (Sayyid Abdurrahman al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin, Bairut: Dar al-Fikr, 1994 halaman: 337).”
Keutamaan Bulan Muharam: Bulan Penuh Mukjizat dan Keistimewaan bagi Umat Islam
Bulan Muharam adalah salah satu bulan yang memiliki keistimewaan khusus dalam kalender Islam. Bulan ini menjadi waktu yang penuh berkah dan mukjizat bagi umat Islam yang memohon ampun kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa keutamaan yang menjadikan bulan Muharam sangat istimewa:
1. Menghapus Dosa Setahun dengan Puasa Asyura
Puasa sunnah di bulan Muharam sangat dianjurkan, terutama pada hari ke-10 yang dikenal sebagai Puasa Asyura. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharam dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam" (HR Muslim). Melalui puasa Asyura, dosa-dosa satu tahun yang lalu dapat dihapus, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Abu Qatadah r.a., "Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat" (HR Muslim).