Dokter spesialis gizi klinik yang bekerja di klinik estetik ini mengatakan, kulit bergelambir setelah diet terjadi karena hilangnya kandungan lemak di bawah permukaan kulit, khususnya di area perut.
Apalagi kata dr. Evania, jika pasien obesitas yang berhasil turun berat badan itu berada di usia dengan elastisitas kulitnya sudah berkurang, sehingga pengencangan kulit cenderung lebih lama di banding saat usia muda.
"Jadi itulah yang akhirnya kulit jadi kendur, terutama usia di atas 30, di atas 40 itu lebih banyak menyisakan kulit kendur seperti stretch mark," paparnya.
Sehingga bila menjalani diet di usia yang tidak muda lagi, maka pasien juga perlu memperhatikan bukan cuma kesehatan tubuh yang membaik, otot bertambah dan lemak berkurang, tetapi juga kulit yang kembali kencang, khususnya untuk mereka yang harus tampil di depan publik.

Cara mencegah excess skin setelah diet
Fenomena excess skin ini akhirnya membuat para pejuang diet juga perlu berhati-hati, karena sisa kulit setelah turun berat badan bisa mengganggu percaya diri.
Maka cara mencegahya, dr. Evania mengingatkan untuk melakukan penurunan berat badan yang terkontrol. Dengan cara ini niscaya, bukan cuma usia produktif yang kulitnya bisa kembali kencang, tapi juga usia 40 hingga 50 tahun.
"Jadi pertama, penurunan berat badannnya harus terkontrol, harus ada target penurunan berat badannya per minggu berapa dan per bulan berapa," paparnya.
Ia juha mengingatkan untuk patuh pada meal plann atau rencana makan yang sudah diberikan dokter gizi seperti program tersedia Dermis Skin & Slimming Center. Bahkan akan lebih baik jika mampu membangun kebiasaan pola makan sehat itu sepanjang hayat, agar berat badan terkontrol.
Baca Juga: 3 Serum Korea yang Berbahan Hyaluronic Acid Ampuh Menghidrasi Kulit Kering
"Di fase tiga bulan pertama turun berapa, kemudian di fase kedua turun berapa, kemudian kita bisanya gunakan suplementasi untuk membantu merangsang kolagen, supaya penurunan berat badan terjadi gracefully (menua dengan menawan)," pungkas dr. Evania.