Ia menjelaskan, karena jumlah santri yang semakin banya, pihak pondok pun membuatkan tempat baru sehingga membuat pendopo lama ini terbengkalai. Anies menyebut, yang dijadikan sebagai cagar budaya adalah pondok baru yang dibangun tersebut.
“Sementara yang ini malah terbengkalai, ditinggalkan. Jadi ini ditemukan waktu itu bukan sebagai sebuah joglo, tetapi oleh ahli warisnya itu dijual sebagai kayu bekas. Tidak terawat, sudah puluhan tahun terbengkalai,” beber Anies.
Mantan Mendikbud ini kemudian dititipi oleh salah seorang temannya yang menemukan pondok tersebut.
“Singkat cerita, kemudian ada teman saya yang menemukan. Dia rangkai ulang, kemudian dititipkan ke saya. Ini kalau lihat kayu-kayunya ini, kayunya itu sudah berurat, sudah keriput, ya karena umur. Jadi memang ini agak-agak tua usianya,” tandas Anies.