Beliau juga mengintegrasikan pendidikan salafiyah dengan pendidikan formal dengan mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An-Nawawi. Saat ini, lebih dari 2.000 santri menimba ilmu di pesantren tersebut.
Sebagai pendakwah, KH Achmad Chalwani tidak hanya berdakwah di Indonesia, tetapi juga ke berbagai negara. Beliau aktif mengirim dai muda ke daerah-daerah terbelakang untuk menyebarkan ajaran Islam.
Ikhwan tarekatnya bahkan tersebar hingga Johor Bahru, Malaysia. Selain itu, beliau terus menjaga warisan ayahnya, KH Muhammad Nawawi Shidiq, sebagai pemrakarsa Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah.
Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
Sebagai mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, KH Achmad Chalwani membimbing ratusan ribu anggota tarekat dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Kalimantan dan Sumatra. Beliau dikenal sebagai sosok yang konsisten menjaga tradisi tarekat, sekaligus mendekatkan umat kepada Allah.
KH Achmad Chalwani menikah dengan Nyai Siti Sa’adah, putri KH Ahmad Abdul Haq Dalhar, pengasuh Ponpes Darussalam di Muntilan, Magelang. Kehidupan beliau menjadi teladan, tidak hanya sebagai pendakwah, tetapi juga sebagai pemimpin yang membawa pesantren An-Nawawi terus berkembang sesuai zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai salafiyah.
Kasus Gus Miftah hingga Mundur dari Utusan Khusus Presiden
Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan ini disampaikan Gus Miftah saat konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (6/12/2024).
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, serta dengan penuh kesadaran, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ujar Gus Miftah dalam pernyataannya.
Gus Miftah menegaskan bahwa keputusannya ini diambil secara mandiri tanpa tekanan dari pihak mana pun.
"Ini bukan karena permintaan siapa pun, tetapi murni atas rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab saya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Gus Miftah menjadi sorotan publik setelah videonya yang dianggap mempermalukan seorang pedagang es teh viral. Dalam video yang diunggah akun Instagram @wkwkmedsos, terlihat Gus Miftah mengomentari pedagang yang sedang berada di tengah jamaah pengajian.
“Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual (goblok, red),” ucap Gus Miftah, yang langsung disambut sorakan jamaah.
Ia juga meminta pedagang tersebut untuk menerima nasib jika dagangannya tidak laku. “Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir,” tukasnya.
Candaan yang dilontarkan Gus Miftah menuai kritik tajam dari netizen hingga tokoh publik dan selebritis. Banyak yang menilai bahwa pernyataan tersebut tidak pantas, terutama karena pedagang kecil dianggap sedang berjuang mencari nafkah.