1. Aspirasi mekonium
Istilah medis ini berarti bayi telah buang air besar pertama kali sebelum lahir dan menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi yang menyebabkan masalah pernapasan.
Tindakan pencegahan ekstra harus dilakukan saat buang air besar pertama terjadi sebelum persalinan dan mungkin sulit untuk membersihkan jalan napas bayi dengan persalinan di dalam air. Ada juga risiko pneumonia, yang disebabkan oleh aspirasi mekonium, kontaminasi tinja, dan bakteri dari air bak mandi.
2. Tenggelam
Di mana ada air, tentu ada risiko tenggelam. Sebuah tinjauan mencantumkan bahwa tenggelam dan hampir tenggelam, serta sesak napas, sebagai risiko komplikasi dari water birth. Selain itu bayi juga mungkin bisa berada di dalam air terlalu lama dan paru-parunya bisa terisi air.
3. Robeknya tali pusar
Setelah persalinan di air, bayi biasanya segera diangkat ke permukaan dengan kepala terlebih dahulu. Gerakan cepat ini akan memungkinkan sang bayi untuk mulai bernapas sesegera mungkin, tetapi ada risiko tali pusar putus.
Tali pusar yang putus dapat mengancam jiwa karena janin dapat mengalami pendarahan hebat hingga tali pusar tersebut dihentikan. Selain itu, tali pusar yang pendek dapat mengikat janin ke dalam air atau robek, yang menyebabkan janin kehilangan banyak darah.
4. Infeksi pada bayi
Baca Juga: Segini Biaya Jasa Fotografer Persalinan Nikita Willy, Tetap Mempesona saat Melahirkan Water Birth
Melahirkan di air berarti duduk, mengejan, dan melahirkan di bak mandi yang sering kali disertai tinja di bak mandi. Bayi yang lahir di lingkungan tersebut kemungkinan menelan air yang terkontaminasi, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Kemungkinan infeksi tidak diketahui, tetapi tidak ada cara untuk membuat air bebas dari kontaminan. Itu karena bak mandi terkontaminasi dengan flora vagina dan dubur begitu orang hamil duduk di bak mandi, meskipun airnya steril.
5. Infeksi pada ibu hamil
Hal ini tergantung pada seberapa lama ketuban ibu hamil pecah dan seberapa lama menggunakan ketuban selama persalinan serta ada juga risiko infeksi di rahim. Misalnya sebagian besar pedoman rumah sakit menetapkan bahwa setelah ketuban pecah, risiko infeksi pun meningkat secara signifikan.
Water birth di rumah pun dapat meningkatkan risiko bahwa ibu hamil mungkin tidak mengetahui sepenuhnya kapan ketuban pecah dan mungkin kemasukan bakteri ke dalam air.
6. Kurangnya sumber daya jika terjadi keadaan darurat