Hari Raya Natal segera tiba dalam beberapa hari lagi. Banyak toko-toko, baik offline maupun online yang memberikan penawaran menarik berupa diskon atau potongan harga dalam rangka merayakan Natal serta Tahun Baru.
Momen ini pun tentu tidak ingin disia-siakan begitu saja, banyak orang yang ingin memanfaatkan diskon spesial ini untuk membeli berbagai barang kebutuhan. Namun, timbul pertanyaan bagi Muslim, apa hukum berbelanja dengan memanfaatkan diskon Natal.
Pendapat mengenai hal ini cukup beragam. Beberapa kalangan menganggap membeli barang dengan promo Natal ini termasuk menyemarakkan hari raya agama lain, sehingga haram hukumnya. Alasan keharaman hal ini oleh sebagian yang lainnya karena dianggap menyerupai perbuatan kaum non Muslim.
Sebagian berpendapat boleh karena dikaitkan dengan hukum bertransaksi termasuk transaksi jual beli kepada pihak non Muslim. Dua pandangan yang berbeda ini sama-sama mempunyai pembenaran secara fiqhiyyah.
Pendapat yang Menyatakan Haram
Mengutip laman jatim.nu.or.id, pendapat yang menyatakan bahwa haram hukumnya berbelanja dengan diskon Natal merujuk kepada referensi yang mengarah pada keharaman menyerupai aktivitas non Muslim dan haram menerima hadiah saat perayaan agama lain. Referensi ini merujuk ke kitab Al-Mi’yar al-mu’arrab, sebuah fiqih mazhab Imam Maliki.
“Saya meriwayatkan bahwa Yahya bin Yahya al-Laitsi berkata: Tidak boleh menerima hadiah saat hari raya kaum Nasrani, baik dari kaum Nasrani atau Muslim, demikian pula haram memenuhi panggilan non Muslim di hari tersebut, dan bersiap-siap untuk menyemarakkannya. Dan wajib menjadikan hari-hari tersebut sebagaimana hari-hari biasanya,” (Syekh Ahmad bin Yahya al-Winsyarisi al-Maliki, Al Mi’yar al-Mu’arrab, juz 1, Halaman 150-152).
Pandangan yang Membolehkan
Pendapat dari kalangan Hanabilah atau mazhab Hanbali secara tegas membolehkan membeli barang-barang pada momen perayaan hari raya non Muslim. Berdasarkan pandangan ini, melakukan transaksi bertepatan dengan hari raya agama lain bukan termasuk menyemarakkan hari raya mereka.
Baca Juga: Jadwal Misa Natal 2024 & Tahun Baru 2025 Katedral Semarang Lengkap
Pandangan ini juga menegaskan bahwa hal yang diharamkan adalah turut serta hadir di gereja pada perayaan Natal. Aktivitas di luar kegiatan kegamaan tersebut hukumnya diperbolehkan. Pandangan ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hanbali.