Mengapa Program Makan Siang Bergizi di Sekolah Jepang Berhasil? Deretan Pelajaran Berharga untuk MBG di Indonesia

Jum'at, 14 Februari 2025 | 09:00 WIB
Mengapa Program Makan Siang Bergizi di Sekolah Jepang Berhasil? Deretan Pelajaran Berharga untuk MBG di Indonesia
Anak makan dan Peralatan makan anak (Dok. Istimewa)

Selain itu, manajemen gizi di sekolah dievaluasi melalui penelitian setiap lima tahun sekali untuk menyesuaikan standar gizi yang terbaik bagi anak-anak. Menu makan siang juga terus diperbarui dengan kombinasi makanan utama, lauk pauk, serta sup. 

Bahan pangan yang digunakan berasal dari sumber lokal dan diproduksi di dalam negeri, sehingga lebih segar dan mendukung pertanian lokal.

Makan Bersama: Cara Efektif Membangun Kebiasaan Makan Sehat

Makan bersama teman-teman di sekolah memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mengurangi kebiasaan anak menjadi pemilih makanan (picky eater). 

Dalam suasana yang menyenangkan, anak-anak lebih tertarik untuk mencoba berbagai jenis makanan, bahkan yang sebelumnya tidak mereka sukai. Mereka juga belajar meniru kebiasaan makan yang baik dari teman dan guru mereka.

Penting untuk memahami bahwa kenikmatan makanan tidak hanya bergantung pada rasa, tetapi juga aspek sosial dan sensorik. 

"Saat makan, pancaindra bekerja secara bersamaan, melihat makanan, mencium aromanya, mencicipi rasanya, mendengar teksturnya, dan merasakan sensasi di lidah. Semua elemen ini berkontribusi terhadap pengalaman makan yang menyenangkan," kata Profesor di Kanagawa Insittiute itu.

Mendorong Kebiasaan Mengunyah yang Baik

Mengunyah makanan dengan baik, kata Naomi juga sangat penting untuk pencernaan dan kesehatan anak. Di beberapa sekolah di Jepang, diterapkan metode unik untuk membantu anak-anak mengunyah dengan benar, yaitu dengan memutar musik khusus selama makan siang. 

Baca Juga: Badan Gizi Nasional Ngaku Ikut Kena Pemangkasan Anggaran, Program Makan Bergizi Gratis Terdampak?

"Musik ini mengatur ritme kunyahan mereka agar mencapai 30 hingga 60 kali kunyahan per suapan," pungas dia.

Sebuah eksperimen membuktikan bahwa kelompok siswa yang mendapat penjelasan tentang manfaat mengunyah dan didukung dengan musik khusus menunjukkan peningkatan ritme makan yang lebih baik dibandingkan kelompok yang tidak mendapat edukasi tambahan. Selain membantu pencernaan, kebiasaan ini juga terbukti mengurangi risiko obesitas.

Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk menyuap nasi, lauk, dan sayur secara berkesinambungan, bukan secara terpisah. Metode ini terbukti membantu mereka menghabiskan makanan dengan lebih mudah, sekaligus memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang.

Kolaborasi Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Gizi

Pendidikan gizi tidak berhenti di sekolah, tetapi harus diterapkan juga di rumah. Untuk itu, sekolah menyediakan buletin gizi dan mengirimkan daftar menu makan siang selama satu bulan kepada orang tua. 

Ini menjadi sarana komunikasi antara sekolah dan keluarga, sehingga orang tua dapat memahami pentingnya pola makan sehat dan menerapkannya di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI