Ramadan Penuh Berkah, Tapi Jangan Sampai Terjebak Hadis Palsu Ini

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 12 Maret 2025 | 11:44 WIB
Ramadan Penuh Berkah, Tapi Jangan Sampai Terjebak Hadis Palsu Ini
Ilustrasi Ramadan atau Ramadan Penuh Berkah, Tapi Jangan Sampai Terjebak Hadis Palsu Ini (Pexels/Thirdman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Islam adalah agama yang berlandaskan ilmu. Setiap ajaran, keyakinan, dan amalan dalam Islam harus memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur’an serta hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sahih. Dengan prinsip ini, Islam tidak memberikan ruang bagi pihak-pihak yang berniat menyusupkan ajaran atau pemikiran asing ke dalamnya.

Menyadari pentingnya validitas dalam ilmu agama, Abdullah bin Mubarak rahimahullah pernah mengungkapkan sebuah pernyataan terkenal:

"Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya." (Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)

Sanad memungkinkan setiap ajaran dalam Islam dapat ditelusuri asal-usulnya dengan jelas dan terpercaya.

Karena itu, umat Muslim harus cermat dalam memilah hadits, membedakan antara yang sahih dan yang lemah (dhaif).

Dengan demikian, seorang Muslim dapat memastikan bahwa amalan yang dilakukan benar-benar berasal dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara yang tidak memiliki dasar yang kuat dapat ditinggalkan.

Berkaitan dengan bulan Ramadan yang penuh berkah ini, akan kami sampaikan beberapa hadits palsu dan lemah mengenai puasa yang banyak tersebar di masyarakat.

Untuk memudahkan pembaca, kami tidak menjelaskan sisi kelemahan hadits, namun hanya akan menyebutkan kesimpulan para pakar hadits yang menelitinya.

Pembaca yang ingin menelusuri sisi kelemahan hadits, dapat merujuk pada kitab para ulama yang bersangkutan.

Baca Juga: Dosa Menggunung? Jangan Putus Asa! Kisah Pemabuk Masuk Surga Berkat Satu Kalimat Shalawat

1. Hadist Tentang Puasa

“Berpuasalah, kalian akan sehat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di Ath Thibbun Nabawi sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), oleh Ath Thabrani di Al Ausath (2/225), oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (3/227).

Hadits ini dhaif (lemah), sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), juga Al Albani di Silsilah Adh Dha’ifah (253). Bahkan Ash Shaghani agak berlebihan mengatakan hadits ini maudhu (palsu) dalam Maudhu’at Ash Shaghani (51).

Keterangan: jika memang terdapat penelitian ilmiah dari para ahli medis bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh, makna dari hadits dhaif ini benar, namun tetap tidak boleh dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

2. Hadist Tentang Tidur Saat Puasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI