Beberapa orang menyarankan agar pembeli mencoba alternatif camilan dengan lebih murah, seperti hanya menjilati bumbu mi instan di rumah sebagai penghemat biaya.
Beredar pula komentar yang menyarankan pemilik restoran untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas dan rasa hidangan yang disajikan, alih-alih mengandalkan "gimmick" seperti tusuk sate bambu pedas yang terkesan aneh.
Selain itu, meskipun tusuk sate bambu pedas ini sedang populer, hidangan serupa ternyata juga sudah banyak bermunculan di seluruh China.
Sebagai contoh, pada Juni 2023, sebuah vendor lain di provinsi Hunan memperkenalkan hidangan yang disebut "kerikil pedas", yang menggunakan batu sungai kecil yang ditumis bersama cabai, bawang putih, perilla, dan rosemary.
Hidangan tersebut dijual dengan harga 16 yuan atau sekitar Rp 37.000 per porsi, lebih mahal dari tusuk sate bambu pedas, dan merupakan hidangan dengan sejarah panjang yang dikenal dengan nama "suo diu," yang berasal dari kebiasaan para tukang perahu di sepanjang Sungai Yangtze.
Hidangan ini juga menjadi cukup populer selama Perang China-Jepang dan akhirnya menjadi makanan tradisional khas di Yunnan, China barat daya.
Di sisi lain, di musim panas, pedagang di provinsi Jiangxi juga menawarkan camilan unik berupa es balok panggang yang dibumbui dengan jinten, cabai, dan bubuk merica, memberikan pengalaman kuliner yang memadukan sensasi dingin dan pedas.