Dari pengalaman itulah, ia mendapat inspirasi hingga akhirnya ia menemukan ide untuk merancang wadah penyimpanan plastik dengan segel kedap udara, mirip dengan tutup kaleng cat.
Tujuan awalnya sederhana, yakni untuk membantu keluarga menyimpan makanan lebih lama dan menghemat pengeluaran di tengah kondisi ekonomi yang sulit saat itu.
Dari pengalaman di bidang riset tersebut, ia juga mendapat keterampilan untuk memurnikan ampas biji hitam polyethylene (bahan dasar pembuatan plastic) agar menjadi material yang fleksibel, kuat, tidak berminyak, transparan, aman, ringan, dan bebas bau.
Barulah pada tahun 1938, ia mendirikan Earl S Tupper Company dan mematenkan produknya dengan nama Poly-T dengan produk-produk kebutuhan rumah tangga.

Pada tahun 1946, saat pasar Amerika mulai bangkit dan bergairah kembali setelah Perang Dunia II, Earl Tupper hadir membawa inovasi baru.
Ia merilis produk pertamanya yang langsung mencuri perhatian konsumen dengan wadah penyimpan makanan Wonderlier Bowl dan gelas Bell Tumbler yang dipasarkan dengan merek Tupperware.
Kehadiran produk ini menjadi awal dari perjalanan panjang Tupperware sebagai ikon perlengkapan rumah tangga yang dikenal di seluruh dunia.
Salah satu kelebihan tuppwerare adalah menggunakan bahan berkualitas tinggi yang diklaim aman untuk kesehatan serta ramah lingkungan sehingga dengan cepat menarik perhatian konsumen.
Produk-produknya juga telah memenuhi standar keamanan internasional, termasuk dari FDA (Amerika Serikat), EFSA (Eropa), dan FS.
Sementara di Indonesia sendiri, merek Tupperware didistribusikan oleh PT Tupperware Indonesia yang berkantor pusat di Cilandak, Jakarta Selatan