Masyarakat Papua Berhasil Jaga Hutan dan Tingkatkan Pendapatan Ekonomi

Senin, 21 April 2025 | 02:05 WIB
Masyarakat Papua Berhasil Jaga Hutan dan Tingkatkan Pendapatan Ekonomi
Masyarakat Papua sukses menjaga hutan dan mampu meningkatkan perekonomian mereka. (Dok: KBF)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat di Tanah Papua.

KBF Indonesia sukses menjalankan Proyek Permata, yang didukung Norwegian Climate and Forest Initiative (NICFI) dan Samdhana Institute. Kegiatan ini memfasilitasi pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang fokus di Bintuni, Papua Barat dan Merauke, Papua Selatan.

Proyek Permata tidak hanya menopang ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat peran masyarakat dalam menjaga hutan sebagai paru-paru bumi.

Selama 4 tahun menjalankan program tersebut, KBF Indonesia berhasil melakukan berbagai terobosan, seperti memperkuat mata pencaharian masyarakat melalui pra koperasi dan literasi keuangan. Saat ini, sekitar 20% rumah tangga mengalami pertumbuhan pendapatan lebih dari 5% dengan memperkuat kelembagaan ekonomi lokal.

Gaz Rajut, salah satu UMKM yang difasilitasi KBF Indonesia, mencatat pendapatan hingga Rp15 juta

“Bersama Kitong Bisa, usaha saya semakin maju. Semoga teman-teman pelaku usaha lainnya bisa terus semangat meningkatkan usahanya,” ujar Mama Chika, pemilik usaha Gazz Rajut

Selain Gazz Rajut, Kelompok Perempuan Subebunate meluncurkan usaha mikro yang memproduksi nugget tradisional hingga 100 bungkus setiap bulannya. Selain itu, Kelompok nelayan Tobati berhasil memanen dan menjual lebih dari 7 ton ikan, serta kelompok nelayan kepiting Tidur Tak Sono mampu meningkatkan hasil tangkapan musimannya menjadi sekitar 20 kotak pertangkapan

June Hutabarat, Program Manajer Permata menyampaikan, perlindungan alam tidak bisa dipisahkan dari penghidupan masyarakat, yang menjadikan hutan bukan hambatan pembangunan, tetapi justru aset utama.

“Kami merancang program agar setiap usaha yang tumbuh juga membawa nilai konservasi. Momentum Hari Bumi ini mengingatkan kita bahwa perlindungan alam tidak bisa dipisahkan dari penghidupan masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Hari Hutan Sedunia, Pertamina Perkuat Program Hutan Lestari untuk NZE 2060

Selanjutnya, KBF Juga melakukan perluasan pasar lokal dengan melakukan revitalisasi sistem pangan tradisional, yang menjangkau 10 komunitas.

Sementara itu, Miraldo Jeftason selaku CEO KBF Indonesia menjelaskan, hasil tersebut juga didasari atas strategic activities dan Capacity Building yang diberikan oleh KBF Indonesia seperti literasi keuangan, pertanian yang terintegrasi, kebersihan produk, perizinan dan branding serta kemampuan digital marketing, supaya pelaku usaha mampu mandiri dalam mengelola usahanya, dan tetap menjaga prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas ekonomi yang dijalankan.

“Peringatan Hari Bumi ini penting untuk mengingatkan kita bahwa solusi krisis iklim bisa datang dari kampung-kampung kecil di pelosok Papua. Kami melihat bahwa ketika masyarakat adat diberi ruang, dukungan, dan kepercayaan, mereka bisa jadi garda terdepan penyelamat bumi melalui cara hidup yang harmonis dengan alam," tutupnya. ***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI