"Mestinya (Jokowi) ada, itu harusnya dekannya atau jurusannya, itu pasti punya dokumennya. Jadi kalau memang UGM mau nunjukkan keasliannya, ya tinggal tunjukkan surat itu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Dr. Ing. Iryanto juga meminta kepada teman-teman satu angkatan Jokowi yang secara personal mengenalnya langsung untuk angkat bicara dan memberikan kesaksian. Karena menurutnya, perdebatan tentang ijazah palsu mantan presiden merupakan pembodohan bagi rakyat.
"Seharusnya Pak Jokowi tidak perlu menolak untuk menunjukkan ijazah aslinya. Dan teman-temannya yang seangkatan ya, tolong bicara langsung lah. Ceritakan, saya dengar Pak Jokowi dulu juga aktif di Mapala. Terbukalah, supaya selesai ini. Capek rakyat dengan wacana-wacana seperti ini. Ini pembodohan buat masyarakat kita," tambahnya lagi.
Unggahan itu pun sontak menuai beragam respons dari publik. Tak sedikit warganet yang setuju dengan Dr. Ing. Iryanto selaku alumni UGM.
"Sebenarnya Pak Jokowi juga dirugikan dalam hal ini. Kalau memang benar Pak Jokowi alumni Fakultas Kehutanan UGM, kemudian ijazahnya ada yang mengatakan palsu, Pak Jokowi juga punya hak untuk somasi UGM karena UGM yang mencetak dan mengeluarkan ijazah tersebut. UGM harus tegas dalam hal ini, jadi nggak bertele-tele," komentar @shea****_***
"Ayo bapak-bapak alumni UGM khususnya Fakultas Kehutanan angkatan tahun 1980, bersuara lah," tambah @taha*******
"Kalau ada teman seangkatan nggak kenal, artinya Jokowi itu 'wujuduhu kaadamihi'. Padahal kuliahnya 5 tahun, mestinya terkenal karena pasti pinter dengan IPK >3. IPK tinggi mestinya dapat kerja bagus. Sementara pengakuannya IPK <2.5. Harusnya kuliah 7 tahun atau D.0. Benar-benar misterius," timpal @aidu***
"Jangankan cuma ijazah, foto wisuda, kalau ada pasti akan ditunjukkan. Jadi imam, masuk got, siram air kembang ke mobil Esemka aja dipublikasikan kok, ya to?" sambung @dhen*****
"Lagian kenapa sih Jokowi nggak mau memperlihatkan ijazahnya ke publik? Bapak ini aja bisa kok memperlihatkan ijazahnya itu," tulis @anug*********
Baca Juga: Jokowi Jawab Isu Matahari Kembar Usai Digeruduk Menteri di Solo: Silaturahmi Biasa?