“Itu masalah kesalahpahaman aja. Nggak perlu dibesar-besarkan. Dia sendiri yang menggelombangkan, karena itu kan bentuknya japri,” tandas Dhani.
Hingga akhirnya, kasus ini mendapat sorotan dari berbagai pihak di media sosial, termasuk dianggap sebagai pengingat bahwasanya setiap orang harus memiliki kesadaran budaya dalam setiap interaksi publik, terlebih ketika menyangkut identitas seseorang.
Pasalnya, di wilayah Indonesia Timur, khususnya di daerah asal Rayen Pono seperti Sabu Raijua, marga bukan sekadar pelengkap nama saja, tetapi juga menjadi cerminan harga diri, sejarah keluarga, dan warisan leluhur yang dijunjung tinggi.
Kontributor : Damayanti Kahyangan