Masalah pun muncul pada tahun 1997 ketika sebuah insiden kecil timbul hingga mengakibatkan masalah besar. Saat itu, Subandy tanpa sengaja lupa untuk melakukan perpanjangan merek saus sambal Dua Belibis.
Namun, ketika akan mengurusnya, rupanya merek Dua Belibis ternyata sudah diklaim oleh keponakan Subandy. Hal ini lantas memicu
pertikaian dalam keluarga yang titik puncaknya berujung pada meja persidangan.
Subandy berjuang untuk memperjuangkan hak atas merek tersebut. Namun sayangnya, ia kalah karena tak cukup punya bukti legal. Kekalahan ini membuatnya harus berhenti memproduksi saus dengan nama Dua Belibis.
Stok sambal yang telah berlabel bahkan harus ditarik karena dianggap sebagai pemalsuan. Pantang menyerah, Subandy lalu memutuskan untuk melabeli sisa saus itu dengan merek baru, yakni Pohon Cabe.
Sempat kesulitan, namun para distributor lama masih memiliki kepercayaan kepada Subandy. Mereka bahkan mau membantu menjelaskan bahwa rasa saus Pohon Cabe sama persis dengan merek Dua Belibis.
Hal tersebut yang kemudian disinyalir dijadikan senjata oleh ‘musuh’ Subandy dengan tuduhan pemalsuan. Padahal, kata Yani, rasa Dua Belibis mengalami perbedaan karena mereka tak punya resep asli neneknya.
Setelah itu, Subandy mendengar kepemilikan Dua Belibis akhirnya berpindah ke tangan produsen bahan kue Cap Koepoe-Koepoe. Sementara merek Pohon Cabe sendiri diakui banyak orang jarang ditemui di supermarket.
Adapun saus Pohon Cabe mempunyai tekstur yang lebih encer, berwarna sedikit lebih oranye, dan rasanya lebih seimbang. Selain itu, pedas yang dimiliki brand ini juga lebih terasa dan aroma bawang putih sangat kuat.
Terkait masalah hak paten itu, akun X @/melanieppuchino yang mengaku sebagai keluarga pemilik Dua Belibis buka suara. Ia mengatakan bahwa brand tersebut dibeli secara resmi, bukan karena saling berebut.
Baca Juga: 3 Resep Bumbu untuk Bakaran Sosis Malam Tahun Baru, Dijamin Super Endul!
"Keluarga owner here: Dua Belibis dibeli secara resmi. Pihak pemilik resep asli menjual resep sekaligus pabrik rumahannya ke perusahaan pemilik Koepoe2, dan pindah ke New Zealand. Yg membuat merk pohon cabe adalah saudara si pewaris. Krna masalah hak cipta tentu merk harus beda," tulisnya.