Bisnis Kuliner Tumbuh Positif hingga 21%: Begini Kunci Sukses Toko Roti Romi Makin Berkembang

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 01 Mei 2025 | 16:08 WIB
Bisnis Kuliner Tumbuh Positif hingga 21%: Begini Kunci Sukses Toko Roti Romi Makin Berkembang
Perjalanan Toko Roti Romi Roti Mimpi Indah Membangun Sukses (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang bermimpi punya usaha kuliner. Terbayang serunya punya toko roti dengan aroma manis yang menggoda, antrean pelanggan yang setia menunggu giliran, dan senyum puas setiap kali produk kita dinikmati. 

Namun kenyataannya, membangun dan menjaga bisnis kuliner bukan sekadar soal resep yang enak. Lilysan Wijaya, pemilik jaringan Romi Roti Mimpi Indah, adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang tumbuh dari dapur kecil hingga punya beberapa outlet. 

Awalnya, ia menjalankan semuanya sendiri, dari mencampur adonan, mengatur stok bahan, melayani pelanggan, hingga menghitung laporan keuangan. 

Semua dilakukan karena kecintaannya pada roti dan kepuasan pelanggan. Namun, ketika outlet mulai bertambah, tantangan pun muncul. Semakin besar skala usaha, semakin kompleks pula operasionalnya. 

“Saya pernah mengalami sendiri bagaimana sistem kasir yang tidak andal bisa bikin pesanan berantakan, antrean jadi panjang, dan karyawan frustrasi,” ujar Lilysan.

Bagaimana Toko Roti Romi Bertumbuh dengan Sistem yang Tepat (Dok. Istimewa)
Bagaimana Toko Roti Romi Bertumbuh dengan Sistem yang Tepat (Dok. Istimewa)

Situasi ini menyadarkannya bahwa kelezatan roti saja tidak cukup jika sistem pendukungnya tidak memadai. Saat itu, ia mulai mencari solusi.

Bukan untuk menggantikan peran manusia atau mengubah karakter tokonya, tapi untuk memberi ruang agar ia bisa kembali fokus pada hal yang paling ia cintai, kualitas produk dan pengalaman pelanggan.

Teknologi yang Membantu, Bukan Membebani

Di tengah kebingungan mencari sistem yang cocok, Lilysan mengenal ESB—perusahaan penyedia software berbasis cloud yang memang dirancang khusus untuk industri kuliner.

Baca Juga: Dear Parents, Ketahui 5 Risiko Tersembunyi Penggunaan Aplikasi AI pada Anak

Lewat pendekatan yang tidak teknis dan bahasa yang mudah dipahami, ESB menawarkan satu hal penting, ketenangan. Sistem mereka memungkinkan pemilik usaha mengatur stok, kasir, laporan keuangan, hingga pengelolaan outlet secara otomatis dan real-time.

“Setelah beralih ke ESB, dalam waktu sebulan, saya sudah bisa merasakan perbedaannya. Operasional jadi lebih stabil, dan saya tidak harus mikirin hal-hal teknis setiap hari. Dukungan teknis mereka juga cepat dan responsif,” jelas Lilysan.

Yang menarik, teknologi ini tidak mengubah jati diri usaha. Sistem justru memperkuat hal-hal penting seperti konsistensi rasa, kecepatan pelayanan, dan manajemen karyawan. 

Dengan urusan teknis dipegang sistem, Lilysan punya lebih banyak waktu untuk berinovasi di dapur dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Berbagi Cerita dan Bertumbuh Bersama

Cerita Lilysan bukan satu-satunya. Agung Haryadi dari Baker Old, sebuah brand roti berbasis franchise, juga menghadapi tantangan unik. 

“Menjaga konsistensi kualitas di jaringan franchise itu sulit. Setiap mitra punya gaya sendiri, dan outlet terus bertambah,” katanya.

Agar semua mitra bisa berjalan seragam dan stabil, Baker Old menggunakan sistem operasional dari ESB. Hasilnya, mereka bisa memantau stok, laporan penjualan, hingga performa outlet dari satu dashboard. 

“Kami percaya bahwa pertumbuhan hanya berkelanjutan kalau mitra kami juga merasa nyaman dan percaya diri menjalankan usahanya,” lanjut Agung.

OLIN: Asisten Cerdas yang Paham Dunia Kuliner

Untuk makin memudahkan pelaku usaha, ESB meluncurkan OLIN—aplikasi berbasis AI yang dikembangkan khusus untuk industri F&B. 

Bukan sekadar software pintar, OLIN berperan seperti asisten bisnis yang mampu menganalisis tren penjualan, memberi saran promosi, bahkan mendeteksi potensi kecurangan secara otomatis.

Tapi yang terpenting, OLIN tidak mempersulit. Antarmukanya intuitif, saran yang diberikan praktis, dan bisa digunakan bahkan oleh pelaku usaha yang tidak terlalu paham teknologi. 

ESB juga membangun Komunitas #BebasCemas, wadah para pemilik usaha kuliner berbagi pengalaman dan belajar bersama. Di komunitas ini, mereka saling memberi solusi—bukan cuma soal sistem, tapi juga soal SDM, promosi, dan menjaga loyalitas pelanggan.

Lilysan menyebut komunitas ini sebagai ruang yang menyegarkan. “Kadang kita cuma butuh tahu kalau kita nggak sendirian menghadapi tantangan. Mendengar kisah orang lain bisa jadi inspirasi yang luar biasa.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI