Suara.com - Hari Raya Idul Adha 1446 H (2025) diperkirakan jatuh pada hari Senin, 6 Oktober 2025. Namun, kepastian tibanya hari raya Idul Adha tergantung hasil rukyatul hilal di masing-masing negara. Penetapan resmi hari raya Idul Adha di Indonesia akan diumumkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama setelah sidang isbat pada akhir bulan Dzulqa’dah 1446 H.
Sebelum itu, umat Islam dapat menyambut hari raya Idul Adha dengan berbagai amalan ibadah. Misalnya melaksanakan ibadah puasa, memperbanyak dzikir, dan lain sebelumnya. Namun hal yang mungkin belum diketahui oleh Anda ialah hukum puasa sebelum kurban.
Puasa sebelum kurban, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), hukumnya sunnah bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Ini adalah amalan yang sangat dianjurkan berdasarkan hadits:
“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah, agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim)
Namun, jika maksudmu adalah berpuasa pada hari Idul Adha (10 Dzulhijjah) atau hari-hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah)—maka hukumnya haram untuk berpuasa pada hari-hari tersebut, karena itu adalah hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah, terutama bagi orang yang berkurban.
Amalan Khusus yang Dianjurkan Menjelang Idul Adha
Berikut beberapa amalan khusus yang dianjurkan menjelang Idul Adha, terutama di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah (yang sangat utama dalam Islam).
1. Puasa Sunnah (khususnya Hari Arafah – 9 Dzulhijjah)
Baca Juga: Cara Bayar Kurban Lewat BRImo, Raih Berkah dari Genggaman
Disunnahkan bagi yang tidak berhaji. Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang (HR. Muslim).
2. Memperbanyak Dzikir
Perbanyak bacaan dzikir terutama takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih. Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj: 28 agar manusia memperbanyak menyebut nama-Nya pada hari-hari tertentu (10 hari pertama Dzulhijjah).
3. Shalat Sunnah dan Ibadah Lain
Meningkatkan kualitas shalat fardhu dan menambah shalat sunnah (rawatib, dhuha, tahajud). Membaca Al-Qur’an, berdoa, dan memperbanyak sedekah.
4. Bertaubat
Memohon ampunan dan meninggalkan maksiat agar amalan diterima.
5. Berqurban (menyembelih hewan kurban)
Disunnahkan bagi yang mampu dan termasuk sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Bagi yang berniat berkurban, dianjurkan tidak memotong rambut dan kuku sejak 1 Dzulhijjah hingga hewan disembelih (HR. Muslim).
6. Menunaikan Haji dan Umrah
Bagi yang mampu, ibadah ini adalah amalan paling utama di bulan Dzulhijjah.
Amalan Khusus 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Bila Anda ingin meningkatkan ibadah di bulan dzulhijjah, Anda bisa membuat daftar checklist amalan harian selama 10 hari pertama Dzulhijjah. Berikut amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam selama 10 hari pertama Dzulhijjah.
Hari ke-1 s.d. ke-8 (1–8 Dzulhijjah)
Setiap hari, Anda laksanakan:
- Baca niat meningkatkan amal ibadah selama 10 hari ini.
- Shalat wajib tepat waktu, berjamaah jika memungkinkan.
- Shalat sunnah rawatib dan dhuha.
- Membaca Al-Qur’an (minimal 1 juz / beberapa halaman).
- Dzikir pagi dan petang.
- Perbanyak takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih.
- Bersedekah.
- Memohon ampun (istighfar), doa, dan taubat.
- Menahan diri dari memotong rambut dan kuku (bagi yang berniat qurban).
- Puasa sunnah (utamanya tanggal 1–8).
Hari ke-9 (Hari Arafah)
Amalan khusus di hari ke 9 yang dianjurkan adalah berupa:
- Puasa Arafah (sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji).
- Perbanyak doa – hari ini adalah hari mustajab doa.
- Perbanyak istighfar dan dzikir
Hari ke-10 (Idul Adha)
Amalan khusus yang dianjurkan dilaksanakan pada hari ke 10 adalah berupa:
- Mandi dan memakai pakaian terbaik sebelum shalat Id.
- Shalat Idul Adha (jika memungkinkan).
- Menyembelih hewan kurban (bagi yang mampu/berniat).
- Membagikan daging kurban dan berbagi kebahagiaan.
- Tidak puasa (haram puasa tanggal 10 Dzulhijjah)
Demikian itu informasi hukum puasa sebelum kurban di bulan Dzulhijjah. Semoga dapat dipahami.
Kontributor : Mutaya Saroh