Sejumlah busana Firsta tampak menggunakan bahan kain tenun tradisional khas Kediri. Motif Wajik menjadi komponen dominan dalam kain tersebut, yang ternyata memiliki makna mendalam untuk Firsta.
“Ini mengajarkan saya tentang harmoni dalam setiap langkah, agar tetap seimbang dalam setiap emosi, dan mencapai kesempurnaan. Bahwa setiap perjalanan yang diawali dengan sepenuh hati pasti diberkahi,” kata Firsta dalam bahasa Inggris.
Selain motif Wajik, motif Tirto juga tampak dalam busana tersebut. “Ini simbolisasi air dan cahaya. Saya bisa merasakan aliran semangat yang tiada henti, optimisme yang terus menyala, membawa harapan dalam setiap pergerakan,” ujar Firsta.
“Gaun ini menceritakan tentang usaha dan harapan, kerja keras dan ketulusan, seperti perjalananku yang dengan bangga membawa nama Jawa Timur,” tuturnya di penghujung unggahan.
Setidaknya ada 3 busana Firsta yang memakai kain tenun motif Wajik, yakni berwarna biru dengan model off shoulder yang memamerkan bahu cantiknya, berwarna hijau dengan model tube dress beraksen korset yang membentuk perut rampingnya, serta tube dress lain dengan hiasan payet perak cantik berbentuk V dari dada sampai pinggang.
Gaun Sri Gandrung
“The Goddess of Eternal Bloom,” seperti itulah penjelasan singkat atas gaun yang terinspirasi dari Dewi Sri sang Dewi Kemakmuran dan Gandrung, sebuah tarian tentang persatuan.
“Sri Gandrung menunjukkan kekuatan seorang wanita yang bertumbuh bersama. Dia adalah simbol hidup dari persatuan dan pembaharuan,” jelas Firsta.
Bukan tanpa alasan juga dipilih warna hijau, sebab melambangkan tanah yang subur dengan hasil panen menakjubkan. Perpaduan warna hijau dan emas juga merefleksikan kekayaan dan kemuliaan Jawa Timur.
Baca Juga: Nenek di Malang Curhat Pedas ke Wanita Bule soal Indonesia, Isinya Bikin Merinding!
Traditional Costume Sekartaji Lakon