“Tanpa dukungan Viet Nam, tak ada negara yang akan berani menggulingkan rezim kejam itu. Sangat penting bagi kita menjaga kebenaran sejarah ini, agar tragedi seperti itu tak terulang kembali,” katanya.
Samdech Techo Hun Senjuga menyinggung berbagai tantangan besar setelah Kamboja merdeka pada 7 Januari 1979, mulai dari membangun kembali sistem pemerintahan, menghidupkan kembali perekonomian, hingga memastikan rakyat punya cukup pangan.
“Kami memikul tanggung jawab besar untuk membangun kembali negara dari nol dengan melindungi rakyat, membangun institusi, dan memulihkan ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, Samdech Techo Hun Sen juga menyebut peran penting Indonesia dalam proses perdamaian.
Ia menjelaskan bahwa dirinya mengusulkan pembentukan Dewan Tingkat Tinggi untuk Unifikasi Nasional, yang kemudian dibahas dalam Jakarta Informal Meeting I (JIM I), meski belum mencapai kesepakatan saat itu.
Namun, pertemuan lanjutan di Jakarta menjadi momen penting karena dari sanalah susunan Supreme National Council akhirnya ditetapkan.
Samdec Techo Hun Sen menegaskan bahwa perdamaian politik harus dicapai lewat dialog antar sesama warga Kamboja, bukan dengan kekerasan.
Dalam acara yang dihadiri berbagai tokoh dan akademisi, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesadaran sejarah agar konflik serupa tak terjadi di masa depan.
Baca Juga: Ingin Studi ke Luar Negeri? Ini 4 Buku Inspiratif yang Wajib Kamu Baca