“Kurikulum ini menjadi landasan agar siswa mampu bertindak, walau dimulai dari hal kecil. Kami ingin mereka merasa bisa berkontribusi, bukan terbebani,” katanya.
Lebih dari itu, pendidikan perubahan iklim juga diarahkan untuk membuka peluang baru. Siswa didorong untuk melihat potensi di sektor ekonomi hijau, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, hingga teknologi ramah lingkungan. Ini bukan sekadar pembelajaran, tetapi investasi masa depan.
Prosesnya masih panjang, dan tantangan belum selesai. Namun, dengan pendekatan berbasis data, keterlibatan komunitas, dan pelatihan untuk pendidik, pemerintah berharap pendidikan perubahan iklim dapat membentuk budaya sekolah yang sadar lingkungan dan menjadi bagian dari sistem pendidikan yang berkelanjutan.
Mulai tunjukkan komitmen
Meski belum ideal, tanda-tanda perubahan mulai terlihat. Kelvin Tang, kandidat PhD dari University of Tokyo, menilai bahwa Indonesia kini mulai menunjukkan komitmen awal dalam memasukkan pendidikan perubahan iklim ke sistem pendidikan formal.
Beberapa inisiatif mulai menonjol. Kurikulum Merdeka yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Program Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjadi dua contoh konkrit.
Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas. Topik perubahan iklim bisa diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran, tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Salah satu fitur utamanya, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung.
Mereka diajak mengamati lingkungan sekitar, mengidentifikasi masalah, lalu merancang solusi. Topik “Gaya Hidup Berkelanjutan” dalam P5 menjadi pintu masuk untuk pendidikan iklim yang aplikatif.
Di sisi lain, Program Adiwiyata mendorong sekolah menjadi agen perubahan. Sekolah yang tergabung didorong untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa, tidak hanya melalui teori, tetapi juga lewat praktik nyata.
Baca Juga: Mendagri Tito Curhat Bandingkan Kualitas Sekolah Anak di Indonesia dengan Singapura: Jakarta Mahal
Evaluasi pembelajaran juga diarahkan pada tanggung jawab siswa terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan.