suara hijau

Riset: Kampanye Anti Daging Merah Tak Efektif Populerkan Gaya Hidup Berkelanjutan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 21 Mei 2025 | 11:31 WIB
Riset: Kampanye Anti Daging Merah Tak Efektif Populerkan Gaya Hidup Berkelanjutan
Ilustrasi daging merah dari sapi (Photo by travis blessing/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya mengurangi konsumsi daging merah kini tak lagi sekadar soal kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, langkah ini juga dipromosikan sebagai bagian dari solusi untuk menekan dampak perubahan iklim.

Tapi, apakah benar pesan kampanye publik semacam ini cukup untuk mendorong orang menjalani gaya hidup berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan?

Pertanyaan itu menjadi fokus riset ilmiah yang dilakukan oleh tiga peneliti asal Inggris, yakni Emily Wolstenholme, Lorraine Whitmarsh, dan Wouter Poortinga. Penelitian mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers tahun 2020, menyelidiki efek dari penyampaian pesan layanan masyarakat terkait pengurangan konsumsi daging terhadap perilaku berkelanjutan.

Sebanyak 320 mahasiswa di Inggris menjadi partisipan dalam studi ini. Selama periode penelitian, peserta diminta mencatat menu makanan harian mereka.

Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan menerima jenis pesan yang berbeda selama dua minggu: ada yang mendapat informasi tentang dampak daging merah terhadap kesehatan, ada yang fokus pada dampak lingkungan, ada yang menerima gabungan keduanya, dan ada yang tidak menerima pesan sama sekali (kelompok kontrol).

Hasilnya? Pesan yang menyoroti dampak kesehatan dan lingkungan dari konsumsi daging terbukti berhasil mengurangi minat makan daging merah dan daging olahan. Efek ini bahkan bertahan hingga satu bulan setelah eksperimen berakhir.

Namun menariknya, perubahan pola makan tersebut tidak serta-merta membuat para peserta lebih peduli terhadap gaya hidup berkelanjutan secara keseluruhan. Partisipan tidak meningkatkan konsumsi makanan organik, tidak menolak penggunaan plastik, juga tidak memberikan donasi kepada gerakan lingkungan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa meski mengurangi konsumsi daging bisa menjadi pintu masuk menuju hidup ramah lingkungan, dibutuhkan lebih dari sekadar kampanye satu arah untuk mendorong transformasi gaya hidup yang menyeluruh.

Gaya hidup berkelanjutan memerlukan pemahaman yang lebih dalam dan keterlibatan yang konsisten.

Baca Juga: Automated External Defibrillator, Selamatkan Nyawa Bila Terjadi Serangan Jantung Saat Olahraga

Lalu, seperti apa gaya hidup berkelanjutan yang bisa mulai diterapkan? Berikut daftarnya berdasarkan rekomendasi dari berbagai sumber seperti FAO, World Bank, hingga IPCC:

1. Kurangi Plastik Sekali Pakai
Bawa tas belanja, botol minum, dan wadah makanan sendiri saat bepergian. Pilihan ini tak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga hemat biaya.

2. Diet Berbasis Nabati
Tak harus jadi vegan penuh. Mulailah dengan Meatless Monday untuk mengurangi emisi karbon dari industri peternakan.

3. Hemat Energi
Cabut kabel elektronik yang tidak dipakai, gunakan lampu LED, dan manfaatkan cahaya alami untuk mengurangi konsumsi listrik.

4. Kelola Sampah
Pisahkan sampah organik dan anorganik. Gunakan komposter untuk limbah dapur, dan kirim sampah kering ke bank sampah atau pengepul daur ulang.

5. Transportasi Ramah Lingkungan
Gunakan sepeda, berjalan kaki, atau naik angkutan umum. Selain menurunkan jejak karbon, ini juga baik untuk kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI