Suara.com - Sepanjang hidupnya, Pangeran William telah menjajal sejumlah profesi yang dikenal berisiko tinggi. Ia pernah menjadi pilot helikopter penyelamat udara di RAF (Royal Air Force), dan juga bertugas sebagai tentara Angkatan Darat Inggris dalam misi militer.
Pekerjaan-pekerjaan itu sering kali diasosiasikan sebagai profesi berbahaya, penuh adrenalin, dan menantang maut. Namun, siapa sangka, menurut Pangeran William, ada satu pekerjaan lain yang jauh lebih berbahaya — namun justru jarang terdengar: menjadi ranger konservasi alam.
Dalam peluncuran serial dokumenter terbarunya berjudul Guardians, Pangeran William menyebut bahwa para ranger, yang bertugas melindungi satwa liar dan habitat alami dari ancaman perburuan dan kerusakan lingkungan, adalah para "pahlawan tanpa tanda jasa" yang bekerja dalam bahaya konstan.
Dokumenter ini ditayangkan perdana di kanal YouTube BBC Earth pada 23 Mei, dan merupakan proyek spesial yang telah digarap William dan timnya selama 18 bulan terakhir.
“Banyak orang berpikir bahwa menjadi tentara atau polisi adalah pekerjaan paling berisiko di dunia. Tapi jarang yang sadar bahwa para ranger ini menghadapi bahaya setiap hari — dan mereka melakukannya tanpa sorotan,” ujar William dalam diskusi panel setelah pemutaran perdana dokumenter tersebut di sebuah hotel butik di Soho, London, dikutip dari People.
Serial Guardians terdiri dari enam episode pendek berdurasi 6–10 menit, masing-masing mengangkat kisah ranger dari berbagai belahan dunia.
Dari hutan hujan Kongo hingga pegunungan Himalaya, dari laut Meksiko hingga tanah leluhur masyarakat adat di Brasil — William ingin memperlihatkan bagaimana profesi ranger tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga sangat berisiko, terutama di wilayah dengan konflik, kriminalitas, dan perburuan liar.
Salah satu episode perdana menyorot kisah Modiki Claver, mantan pemburu liar di kawasan Dzanga-Sangha, yang kini justru menjadi pelindung satwa.
William mengatakan, “Saya telah banyak bepergian ke Afrika dan bertemu langsung dengan mereka yang mempertaruhkan nyawa demi menjaga keseimbangan alam. Kisah-kisah mereka layak diketahui dunia.”
Baca Juga: Ibrahim Assegaf Wafat, Begini Profil dan Karier Suami Najwa Shihab di Dunia Hukum
Bagi William, proyek ini bukan hanya tentang satwa atau lingkungan.
Ini tentang mengangkat suara mereka yang menjaga batas rapuh antara alam dan manusia.
Ia menyebut ranger sebagai "perekat" antara dunia modern dan dunia alami.
“Kalau kita terus memisahkan manusia dan alam, tak akan ada yang berhasil. Mereka harus berjalan beriringan, dan ranger adalah jembatannya,” katanya.
Menariknya, inspirasi terbesar William dalam proyek ini datang dari sang legenda, Sir David Attenborough.
Namun, sang pangeran menekankan bahwa dalam dokumenter alam sekalipun, sosok ranger sering kali tak terlihat.
“Kita hanya lihat keindahan gambar dan satwanya. Tapi siapa yang melindungi kru kamera? Siapa yang menunjukkan jejak satwa? Tanpa para ranger, tidak ada cerita yang bisa kita tonton,” tuturnya.
Rohit Singh, Wakil Presiden International Ranger Federation, yang duduk berdampingan dengan William dalam acara diskusi, menambahkan bahwa saat ini hanya ada satu ranger untuk setiap wilayah seluas 11.000 lapangan sepak bola.
Padahal, untuk mencapai target konservasi global 30% daratan dan lautan terlindungi pada 2030, dunia membutuhkan setidaknya 1,5 juta ranger — jumlah yang jauh dari kenyataan.
Dengan Guardians, William berharap masyarakat global lebih menghargai dan mendukung profesi ini.
Bukan hanya dari segi pendanaan, tapi juga dalam bentuk pengakuan, pelatihan, dan perlindungan.
“Profesi ini bukan sekadar pekerjaan, ini panggilan hidup. Dan dunia perlu tahu betapa besar harga yang mereka bayar demi masa depan planet kita,” tutup William.