Suara.com - Kesiapan seorang pria untuk berkomitmen dan menjalin hubungan serius ternyata bisa dilihat dari sikapnya. Dan yang dimaksud bukanlah sikap paling ketara, melainkan sikap sepele yang sering diacuhkan.
Jika kamu sedang menjalin hubungan dengan seorang pria, sebaiknya mulai perhatikan apakah dia sudah siap menjalin hubungan sehat denganmu atau belum. Jangan sampai hubunganmu terus digantung tanpa kejelasan.
Namun jika kamu sedang PDKT, ada baiknya juga tetap waspada agar tidak mendapatkan pasangan yang salah. Nah, sikap sepele ini bisa jadi tanda kesiapan seorang pria untuk menjalin hubungan sehat denganmu menurut psikologi.
1. Dia punya sejarah panjang hubungan negatif dan berumur pendek

Cara seorang pria menjalani hidupnya hingga bertemu denganmu adalah jalan yang tidak bisa kamu ubah. Mirip dengan berjalan ke dalam hutan sejauh 1 kilometer dan berharap bisa berjalan kembali dalam 1 kilometer — itu tidak akan terjadi.
Jika pria punya sejarah panjang hubungan negatif yang berumur pendek, mungkin hubungan yang buruk, atau selalu menyalahkan perempuan atas hubungan yang gagal, maka sebaiknya jangan berkencan dengannya. Pasalnya, pria seperti itu akan membuat hidupnya berjalan destruktif.
2. Dia tidak pernah meninggalkan zona nyamannya

Merasa nyaman dengan orang yang bersamamu tentu merupakan hal yang paling penting. Namun, jika kamu adalah tipe perempuan yang tertarik pada tipe pria yang salah, maka keakraban bukanlah hal yang baik.
Jika dia mengingatkan kamu tentang mantan yang ingin kamu terus membantunya, sebaiknya pergilah. Kamu harus jujur dan bertanya kepada diri sendiri bagaimana skenario ini terjadi pada dirimu dengan mantan.
Baca Juga: Maxime Bouttier Tak Rela Luna Maya Dipeluk dan Dikerumuni Orang-Orang: Aku Gak Kuat
Apaila kamu berhasil membantu seseorang berubah dan hidup bahagia selamanya bersamanya, maka kamu tidak akan berkencan lagi. Artinya, pria yang mengingatkanmu pada mantan karena ingin kamu terus membantunya, bukanlah orang yang tepat.
Pria yang menghindari situasi yang menantang dan lebih menyukai rutinitas sudah dikenal dapat kehilangan kesempatan untuk tumbuh dengan keintiman. Ini berpotensi menyebabkan stagnasi dalam hubungan dan berkurangnya rasa keterhubungan.
Sebuah studi tahun 2023 menyimpulkan bahwa situasi tersebut menciptakan rasa dendam atau ketidakpuasan dalam hubungan.
3. Dia punya potensi, tetapi tidak banyak lagi

Pria tepat untuk kamu pasti akan mendukung dan menyemangatimu dalam perjalanan, tentunya seperti yang kamu dambakan. Dalam perjalanan itu, dia juga tetap bisa mencintai dan menerima kamu apa adanya. Namun jika pria itu tidak bisa melihat potensi dirinya sendiri, sama saja dengan mengundang masalah.
Kamu mungkin akan mencoba membantunya untuk mencapai yang dia inginkan. Namun cara tersebut akan sangat sulit, ibarat mencoba melukis di atas kanvas kosong. Situasi itu berbeda dengan pria yang bisa menentukan jalan hidupnya, atau mengejar impian dan ambisinya.
Jika kamu merasa perlu menjadi figur ibu baginya, dan harus merawatnya agar dia bisa sampai ke tempat yang seharusnya, maka kamu sedang mempersiapkan diri untuk bencana.
Menurut penelitian, tipe pria tersebut adalah mereka yang mengalami tantangan kerentanan emosional, kemandirian, dan rasa takut ditinggalkan.
Masalah-masalah ini dapat memengaruhi dinamika hubungan, yang berujung pada penghindaran konflik, kesulitan mengungkapkan kebutuhan, dan meningkatnya ketergantungan pada pasangan romantis untuk pemenuhan emosional.
4. Dia terlalu menantang

Jika kamu seorang perempuan yang terjebak dalam pola ini, kamu mungkin tertarik pada tantangan untuk mengubah seorang pria. Jika dia mau mendengarkan arahanmu dan didorong oleh cintamu, dia akhirnya akan menjadi seperti yang seharusnya, setelah bertahun-tahun, bukan?
Jika demikian, kamu sebaiknya menghindar dari pria yang tidak menantang kamu dengan cara ini. Kamu bahkan mungkin menganggap mereka membosankan karena mereka tidak "membutuhkan" dirimu.
Jika kamu mengenali pola ini dalam dirimu, kamu dapat mulai menyadari bahwa seseorang yang tidak membutuhkan kamu adalah hal yang baik, dan mungkin merupakan tipe pria yang seharusnya kamu kencani. Karena seperti yang kita tahu, pola kamu sekarang tidak memberimu kebahagiaan yang diharapkan.
5. Dia butuh kamu untuk mengajarinya kecerdasan emosional

Intuisi perempuan adalah hal yang sangat menakjubkan. Namun, banyak yang memilih untuk mengabaikannya. Mungkin ada sesuatu yang langsung menarik kamu kepada seorang pria seperti penampilan, perawakan, kepribadian, atau apa pun itu. Namun, saat mulai mengenalnya lebih dalam, pria itu justru tidak sesuai harapanmu.
Jika kamu mengambil lebih banyak peran sebagai terapis ketimbang pasangan dalam suatu hubungan, maka ini jadi alarm bahwa kamu memilih pria tidak tepat. Pasalnya, orang yang butuh perbaikan dapat membuat kamu frustrasi.
Banyak orang berjuang dalam hidup dan terkadang membutuhkan dukungan. Kita tidak berevolusi dengan sempurna. Kita semua memiliki kekurangan, dan itu merupakan tanggung jawab kita sebagai pria dan perempuan untuk mengatasinya sendiri, atau mencari bantuan di tempat yang tepat, sebaik yang kita bisa.
Sebagai pasangan seseorang, peran kamu adalah mencintai dan mendukung mereka sebagai orang yang setara, tetapi bukan untuk memperbaiki mereka. Seseorang yang belum sepenuhnya membentuk dirinya sendiri tidak akan pernah bisa menjadi teman hidup dan pasangan sejati kamu.
Jika kamu menyadari hal itu, maka kamu bisa lebih mudah tertarik kepada pria yang lebih sehat dan stabil secara emosional. Kamu juga akan lebih tertarik kepara pria yang mampu memberimu cinta dan dukungan yang kamu butuhkan sebagai balasannya.