suara hijau

Inisiatif Ini Dorong Kolaborasi Startup Asia untuk Kewirausahaan Inklusif dan Berkelanjutan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 03 Juni 2025 | 22:05 WIB
Inisiatif Ini Dorong Kolaborasi Startup Asia untuk Kewirausahaan Inklusif dan Berkelanjutan
Aliansi startup lintas negara ATLAS yang inklusif dan berkelanjutan. (Dok. Kumpul)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dorongan terhadap model kewirausahaan yang lebih berkelanjutan dan inklusif mendapat angin segar dengan hadirnya ATLAS (Accelerating Transformation & Linkage for Advancing Startups), sebuah aliansi startup lintas negara yang resmi diluncurkan dalam rangkaian Asia MirAI Day 2025 di Tokyo, Jepang.

ATLAS digagas oleh empat penggerak ekosistem startup terkemuka di Asia Pasifik, yaitu KUMPUL dari Indonesia, TechShake dari Filipina, Techsauce dari Thailand, dan InnoLab Asia dari Vietnam. Inisiatif ini hadir untuk memperkuat kolaborasi regional, memfasilitasi inovasi lintas batas, dan membangun fondasi ekosistem startup yang inklusif dan responsif terhadap tantangan masa depan.

Peluncuran ATLAS ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh para pendiri sebagai simbol komitmen jangka panjang dalam membentuk masa depan kewirausahaan di Asia Pasifik. Dalam peluncuran tersebut, Faye Wongso, Chairperson KUMPUL dan co-founding member ATLAS, menyampaikan pentingnya pendidikan dan kolaborasi sebagai motor penggerak transformasi.

“Di tengah perubahan peran Asia dalam perekonomian global, KUMPUL terus menempatkan pendidikan dan pembangunan ekosistem sebagai landasan utama. Kami percaya, kolaborasi adalah bahan bakar utama untuk mempercepat transformasi yang nyata. Lewat inisiatif ATLAS, kami membangun kolaborasi strategis yang membuka jalan bagi para founder lokal untuk menjangkau peluang di level global. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memperkuat semangat kewirausahaan di Asia Pasifik dan mendorong terciptanya lanskap bisnis global yang lebih inklusif dan berorientasi pada dampak,” ujar Faye.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa ATLAS bukan sekadar platform pengembangan startup berbasis teknologi, melainkan juga wadah yang mendorong model bisnis berdampak, termasuk dalam aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan sosial.

Fokus pada Dampak Jangka Panjang

ATLAS menekankan komitmen terhadap keberlanjutan dan kolaborasi jangka panjang sebagai bagian dari syarat keanggotaan. Setiap calon anggota diharapkan memiliki visi serupa dalam mendukung startup yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan investasi, dan penyelenggaraan program inovasi yang memberikan dampak nyata, termasuk di sektor lingkungan.

Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap krisis iklim dan degradasi lingkungan, inisiatif seperti ATLAS menjadi sangat relevan. Laporan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) tahun 2024 mencatat bahwa kawasan Asia Pasifik menyumbang lebih dari 50% emisi karbon dunia, namun juga memiliki potensi paling besar dalam inovasi teknologi hijau dan transisi energi.

Menurut laporan yang sama, investasi pada startup berbasis keberlanjutan di Asia meningkat lebih dari 200% dalam lima tahun terakhir. Di Indonesia sendiri, pendanaan untuk startup yang memiliki komponen environmental, social, and governance (ESG) naik dari USD 74 juta pada 2020 menjadi lebih dari USD 230 juta pada 2024 (Green Economy Index, 2024).

Baca Juga: RS Swasta RI-Swedia Perkuat Kolaborasi untuk Akses Kesehatan Inklusif dan Berkelanjutan

Menyatukan Potensi Regional

Setiap negara pendiri ATLAS membawa keunggulan yang saling melengkapi. Indonesia diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2025 (World Bank & IMF, 2024), didorong oleh ekonomi digital yang berkembang pesat dan basis konsumen digital yang luas. Vietnam mencatat pertumbuhan tertinggi di antara anggota, yaitu 6,6 persen (ADB, 2024), dengan kekuatan di sektor manufaktur dan teknologi. Filipina dan Thailand masing-masing tumbuh sebesar 6,0 persen dan 2,9 persen, dengan fokus pada transformasi digital dan penguatan ekosistem teknologi nasional.

ATLAS akan menjalankan sejumlah inisiatif utama, seperti konferensi lintas negara, riset strategis pengembangan ekosistem, serta program akselerasi untuk membantu startup memasuki pasar global. Semua program ini dibentuk dengan kesadaran akan pentingnya membangun model kewirausahaan yang tangguh secara sosial dan berkelanjutan secara lingkungan.

Di tahap selanjutnya, ATLAS membuka keanggotaan bagi lembaga atau organisasi lain yang memiliki kesamaan visi. Pemangku kepentingan yang ingin bergabung diharuskan menunjukkan kesesuaian strategis dan komitmen terhadap dampak jangka panjang yang terukur.

Dengan pendekatan lintas negara dan inklusi pemangku kepentingan yang luas, ATLAS berpeluang menjadi katalisator penting bagi munculnya generasi baru startup Asia yang tidak hanya inovatif dan kompetitif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI