Potret Raja Ampat, Mahakarya Alam yang Keindahannya Terancam Pembangunan Smelter Nikel

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 04 Juni 2025 | 15:14 WIB
Potret Raja Ampat, Mahakarya Alam yang Keindahannya Terancam Pembangunan Smelter Nikel
Raja Ampat. (Foto: Indonesia Kaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Laporan dari Auriga Nusantara, sebuah organisasi lingkungan, mengungkap bahwa dampak dari aktivitas tambang nikel tak hanya menghancurkan ekosistem alam, tapi juga memberi tekanan serius terhadap roda ekonomi masyarakat lokal.

Melansir dari Binus.acid, salah satu dampak terbesar yang dicatat adalah sedimentasi, yakni timbunan lumpur berlebih yang terbawa air hujan ke laut dari area tambang.

Lumpur ini dapat menutup permukaan terumbu karang, menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam laut, dan mengganggu proses fotosintesis yang vital bagi kehidupan karang.

Bila terumbu karang mati, maka populasi ikan dan biota laut lain yang bergantung pada habitat ini pun akan menurun drastis.

Ini menjadi pukulan telak bagi masyarakat setempat yang selama ini menggantungkan hidup dari laut, baik sebagai nelayan maupun pelaku wisata bahari.

Tak berhenti di situ, pencemaran air laut akibat limbah tambang juga menjadi ancaman nyata.

Limbah yang mengandung logam berat seperti nikel dan zat kimia berbahaya lainnya berpotensi mencemari perairan, merusak keseimbangan ekosistem, dan membahayakan biota laut.

Jika laut tercemar, bukan hanya lingkungan yang menderita—tetapi juga manusia yang mengonsumsi hasil tangkapan dari laut tersebut.

Berbagai organisasi lingkungan pun menyuarakan keprihatinan atas kondisi ini. Mereka mendesak pemerintah untuk segera meninjau ulang izin tambang di Raja Ampat, serta memperketat pengawasan terhadap dampak lingkungan dari industri pertambangan yang makin ekspansif.

Baca Juga: Panduan Snorkeling Ramah Lingkungan: Nikmati Keindahan Laut dan Terumbu Karang Tanpa Merusak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI