Dalam Islam, kemuliaan seseorang tidak dinilai dari status kelahirannya, melainkan dari ketakwaannya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣
Arab latin: yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja‘alnâkum syu‘ûbaw wa qabâ'ila lita‘ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (QS. Al-Hujurat: 13)
Dengan berbekal iman dan amal saleh, anak hasil zina bisa meraih surga sebagaimana anak-anak lainnya.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya bahkan menyampaikan bahwa anak tersebut bisa menjadi sebab masuknya orang tua ke surga melalui doa dan amal yang dilakukannya di dunia.
Berdasarkan Al-Qur’an, penjelasan ulama, serta dalil sahih, anak yang lahir di luar nikah bisa masuk surga.
Mereka tidak menanggung dosa siapa pun dan akan dihisab sesuai amal serta keimanannya.
Baca Juga: Apakah Hewan Kurban Kelak Masuk Surga? Begini Jawaban para Ulama
Sebagai umat Islam, kita wajib menghentikan stigma negatif terhadap anak-anak yang tidak bersalah.
Justru, kita perlu mendukung mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat, saleh, dan berakhlak mulia.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri