Suara.com - Puncak Haji 2025 sudah di depan mata, perhatian terhadap dampak lingkungan dari salah satu pergerakan massa terbesar di dunia semakin mengemuka.
Lebih dari 2 juta umat Muslim dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di Tanah Suci, membawa serta tantangan besar dalam pengelolaan limbah, air, energi, hingga konsumsi barang sekali pakai.
Mengutip laporan Earth.org, haji yang berkelanjutan bukan hanya sebuah opsi, melainkan keharusan moral dan spiritual. Islam sendiri menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghindari pemborosan. Berikut adalah tujuh tips untuk menjalankan ibadah haji yang lebih ramah lingkungan:
1. Kelola Limbah Secara Bijak
Setiap musim haji menghasilkan ribuan ton sampah. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 16 ribu ton limbah dihasilkan selama rangkaian ibadah haji, sebagian besar berupa plastik sekali pakai dan kemasan makanan.
Untuk mengurangi jejak lingkungan ini:
- Gunakan botol minum isi ulang dan peralatan makan pribadi.
- Pisahkan sampah organik, plastik, dan umum, sesuai sistem pengelolaan yang tersedia.
- Dukung upaya daur ulang lokal dengan mengikuti panduan otoritas setempat.
2. Hemat Air dalam Setiap Aktivitas
Wilayah Mekkah dan sekitarnya merupakan daerah dengan tingkat kelangkaan air yang tinggi. Konsumsi air meningkat drastis selama haji untuk keperluan wudu, mandi, hingga pendingin ruangan.
Langkah yang bisa diambil:
Baca Juga: Wujudkan Kantor Ramah Lingkungan, BNI Capai Nol Sampah ke TPA
- Gunakan air secukupnya saat wudu. Islam membolehkan penggunaan air minimal, bahkan saat berwudu di sungai.
- Pilih hotel atau penginapan yang menerapkan teknologi penghematan air seperti keran otomatis dan sistem sirkulasi ulang.
- Hindari kebiasaan menyiram berlebihan di toilet umum.
3. Pilih Transportasi dan Akomodasi Rendah Emisi
Perjalanan udara menjadi penyumbang besar jejak karbon. Menurut International Council on Clean Transportation (ICCT), satu penerbangan internasional bisa menghasilkan hingga 1 ton CO per penumpang.
Untuk menekan emisi:
- Pilih maskapai yang menerapkan program offset karbon.
- Gunakan transportasi umum yang disediakan otoritas haji, seperti bus dan kereta cepat.
- Cari penginapan yang memanfaatkan energi terbarukan, seperti panel surya atau sistem efisiensi energi.
4. Kurangi Pembelian Pakaian Sekali Pakai
Fenomena fast fashion menjangkau pula ibadah haji. Banyak jemaah membeli pakaian baru yang hanya digunakan sekali, lalu dibuang. Ini berdampak pada meningkatnya limbah tekstil dan emisi produksi.
Alternatif berkelanjutan: