Suara.com - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Republik Indonesia bersama Lippo Group baru-baru ini memamerkan prototipe rumah subsidi dengan ukuran supermini yang langsung mencuri perhatian publik.
Mock-up rumah subsidi ini ditampilkan di Plaza Semanggi, Jakarta, dan mendadak viral usai seorang reviewer rumah membagikan ulasannya lewat media sosial dengan gaya jenaka, mengundang gelak tawa sekaligus kritik pedas netizen.
Rumah subsidi tersebut hadir dalam dua tipe. Tipe pertama memiliki satu kamar tidur, dengan luas tanah hanya 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan luas bangunan 14 meter persegi.
Sementara tipe kedua memiliki dua kamar tidur, luas tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter), dan luas bangunan 23,4 meter persegi. Meski mungil, rumah ini diklaim sebagai solusi perumahan terjangkau bagi masyarakat perkotaan.
Review Jenaka Bikin Heboh
Video review dari akun @biasalahanakmuda menjadi salah satu pemicu viralnya rumah ini. Dalam videonya, sang reviewer menyajikan ulasan kocak yang menggambarkan keterbatasan ruang dan tata letak rumah.
“Review produk pemerintah rumah subsi-die ya. Yang kecil dulu kita masuk disambut keran. Alhamdulillah bukan yang 'jahanam',” ujarnya di awal video seperti Suara.com pada Minggu (15/6/2025).
Saat menjelajahi bagian dalam, ia menyindir keberadaan ruang keluarga yang sangat kecil. “Masuk juga disambut ruang keluarga, TV-nya dimana ya? Oh di atas kulkas. Ini baru,” tambahnya sambil tertawa.
Dapur kecil yang tersedia pun tak luput dari sorotan. “Nah ini di dapur kecil ini bisa kita menggoreng isu. Ini apel asli nih. Ya iyalah yang palsu cuma apa? Ijasah,” celetuknya, memancing gelak tawa penonton. Bahkan soal kamar mandi pun dikomentari, “Kalau mencret ya serumah modyar juga sih.”
Baca Juga: Review Film Keluarga Super Irit: Lebih dari Sekadar Komedi, Satir Ringan yang Kena Banget!
Tipe dua kamar, meskipun sedikit lebih besar, tetap dianggap tidak cukup memenuhi kebutuhan dasar ruang. “Tetap aja bingung sih, kalau naro galon dimana. TV-nya di belakang pintu dan lebih absurd, kenapa gak di kamar aja sih?” katanya.
Yang paling menjadi sorotan adalah kurangnya ventilasi dan pencahayaan alami. “Yang paling bikin sesek tuh ini gak ada penghawaan sama pencahayaan alami ya. Ruang makan bisa buat ruang keluarga juga, yang namanya dwifungsi,” tambahnya.
Tanggapan Menteri PKP
Menteri PKP, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa rumah subsidi ini merupakan salah satu alternatif solusi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah perkotaan.
“Sudah banyak pengembang yang juga berminat membangun rumah subsidi dengan konsep usulan dari Lippo ini,” kata Maruarar dalam keterangannya.
Menurutnya, rumah seperti ini rencananya akan dibangun di kawasan sekitar Bodetabek dan kota-kota besar lainnya, seiring meningkatnya kebutuhan hunian di area perkotaan.
Netizen Ramai-ramai Berkomentar
Tak hanya reviewer, netizen pun ramai mengomentari konsep rumah supermini ini. Banyak yang menyoroti tata letak ruang hingga ukuran rumah yang dinilai terlalu sempit.
“Rumah subsidi tapi konsepnya full AC, mana mesin cucinya aja bukaan depan,” tulis akun @san**** dengan nada heran.
Ada pula yang menyindir positifnya ukuran rumah super kecil ini. “Cuma 1 positifnya sih, nyapu ngepelnya nggak susah,” ujar @aje****.
Sementara itu, @nur*** berkomentar tajam, “Masih gedean kuburan cina.”
Ada juga yang menantang para pejabat untuk merasakan tinggal di rumah tersebut. “Pejabatnya suruh uji coba tinggal di sini sebulan deh,” ungkap @fan****.
Netizen lainnya membandingkan rumah subsidi ini dengan kamar kosan. “Rumah rasa kamar kosan,” tambah @yul****.
Solusi atau Rumah Marmut?
Meski mendapat kritik, konsep rumah subsidi mini ini tetap menjadi pembicaraan hangat dan memantik diskusi soal solusi perumahan bagi masyarakat urban.
Sebagian pihak menilai proyek seperti ini perlu dikaji ulang agar tetap layak huni tanpa mengorbankan kesehatan dan kenyamanan penghuni. Sang reviewer bahkan menyarankan konsep alternatif.
“Kata aku mah ya mendingan bikin midrise housing daripada rumah marmut,” sindirnya.