Suara.com - Bagi banyak orang, parfum bukan sekadar pelengkap penampilan, melainkan bagian dari identitas diri. Namun, tak sedikit pula yang mengeluhkan wangi parfum yang cepat hilang hanya dalam hitungan jam.
Salah satu solusi yang kini banyak disorot adalah teknik fragrance layering, yaitu cara menggunakan lebih dari satu aroma untuk menciptakan karakter wangi yang lebih kuat, tahan lama, dan khas.
Fragrance layering, atau yang bisa diartikan sebagai teknik "menumpuk wewangian", semakin populer di kalangan pengguna parfum karena menawarkan pengalaman aroma yang lebih personal.

Tidak hanya sekadar mencampur parfum secara sembarangan, teknik ini melibatkan pemilihan dan penggunaan parfum secara berlapis dengan urutan dan formula yang tepat.
“Teknik ini bikin top notes tetap hidup lebih lama, tanpa memecah struktur aroma,” ujar Given Susanto, salah satu pendiri brand parfum lokal Heura.
Menurutnya, fragrance layering adalah cara yang efektif untuk memperpanjang durasi aroma sekaligus menonjolkan karakter pemakainya.
Langkah pertama yang penting dilakukan dalam teknik ini adalah menyiapkan kulit agar siap menerima wewangian. Salah satunya dengan menggunakan body lotion tanpa aroma atau unscented. Kulit yang lembap berperan penting dalam menjaga daya tahan parfum.
Secara ilmiah, lotion dapat menciptakan lapisan pelindung di permukaan kulit. Lapisan ini terdiri dari minyak dan air yang mengisi celah-celah pada kulit, sehingga parfum tidak langsung terserap atau menguap.
Kondisi ini memungkinkan top notes dari parfum untuk bertahan lebih lama di lapisan atas kulit. Selain itu, lotion juga menciptakan permukaan kulit yang lebih rata, sehingga penyebaran parfum menjadi lebih merata dan tidak terbuang pada area kulit yang kering atau bersisik.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Parfum Aroma Sabun Mandi, Segar Sepanjang Hari Meski Berkeringat
Setelah menggunakan body lotion, langkah selanjutnya adalah menyemprotkan parfum pada titik-titik hangat tubuh seperti pergelangan tangan, leher bagian belakang, atau lipatan siku. Titik-titik ini cenderung memancarkan panas tubuh yang membantu penyebaran aroma secara perlahan dan konsisten.
Namun, pengguna parfum tetap harus berhati-hati dalam memilih kombinasi aroma.
Meskipun tidak ada aturan yang benar-benar baku dalam fragrance layering, pemahaman terhadap karakter wewangian, seperti woody, floral, citrus, atau ambery—dapat membantu menentukan perpaduan mana yang saling melengkapi atau justru bertabrakan.
Sebagai contoh, kombinasi aroma bunga lembut dengan sentuhan musky bisa menghasilkan aroma yang feminin dan hangat. Sementara, memadukan citrus segar dengan wangi rempah bisa menghasilkan karakter yang lebih tajam dan energik.
Teknik ini juga memungkinkan pengguna untuk menciptakan aroma khas yang sulit ditiru orang lain, menjadikannya ciri khas personal.
Di era di mana banyak parfum memiliki aroma serupa, fragrance layering juga menjadi alternatif bagi mereka yang ingin tampil beda.