Fine Dining Luxury Ini Buktikan Kemewahan Ada di Dalam Diri Setiap Orang

Selasa, 17 Juni 2025 | 09:05 WIB
Fine Dining Luxury Ini Buktikan Kemewahan Ada di Dalam Diri Setiap Orang
Menu personalisasi Explorer octopus panggang berpadu black garlic, tamarin dan belimbing menyegarkan (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Agenda tahunan santapan eksklusif dengan konsep personalisasi, Lexus Feast 2025 sukses digelar dan berhasil membuat tamu undangan semakin menyadari kemewahan dirinya masing-masing.

Banyak orang berpikir mewah berarti bergelimang harta dengan deretan produk bermerek yang digunakan. Tapi lewat Lexus Feast, brand otomotif mewah ini menyadarkan pengguna tentang pentingnya ketulusan, intuitif, dan perhatian penuh yang tertuang dalam keramahan khas Jepang yaitu Omotenashi.

Nilai ini tidak hanya tertuang dalam produk yang diciptakan, tapi juga suguhan makanan yang disajikan lewat fine dining bertema The Pinnacle of Luxury – Perfected by Omotenashi, Crafted for You di Immersion by Lexus pada Jumat, 13 Juni 2025 lalu, berhasil membuat setiap orang yang memakannya merasa istimewa.

Bagaimana tidak, jauh-jauh hari sebelum acara berlangsung para tamu undangan akan lebih dulu diberikan kuesioner, yang nantinya akan membagi mereka dalam tiga kategori yaitu Artisan, Explorer, dan Passionate.

"Menu dibuat personalisasi sesuai karakter dan personal masing-masing. Ini karena definisi kemewahan setiap orang berbeda-beda, maka dibuat konsep personal. Ini menggambarkan setiap pelanggan punya preferensi dan keunikan masing-masing," ujar General Manager Lexus Indonesia, Bansar Maduma di sela acara.

General Manager Lexus Indonesia, Bansar Maduma dalam sambutan di Immersion by Lexus (Suara.com/Dini Afrianti)
General Manager Lexus Indonesia, Bansar Maduma dalam sambutan di Immersion by Lexus (Suara.com/Dini Afrianti)

Rasa unik 3 menu personalisasi

Dalam perbincangan Suara.com dengan Bansar, terungkap cerita bahwa cita rasa yang disajikan dalam hidangan luxury hari ini cenderung mengarah pada ciri khas Timur, sehingga akan sangat dekat dengan lidah masyarakat Indonesia. Tentu saja tanpa mengesampingkan pemilihan bahan terbaik.

"Jadi kami memilih chef secara khusus dalam acara ini. Juru masak yang secara khusus didatangkan merupakan eksekutif chef sekaligus pendiri atau owner dari sebuah restoran, serta punya nilai-nilai sejalan dengan kami, salah satunya terbiasa menggunakan bahan maupun cara memasak ramah lingkungan tanpa mengesampingkan kualitas," papar Bansar.

Bahan menu Lexus Feast 2025 (Suara.com/Dini Afrianti)
Bahan menu Lexus Feast 2025 (Suara.com/Dini Afrianti)

Di atas meja makan panjang bertema bonsai dan miniatur bangunan kayu minimalis khas Jepang, tamu undangan diberi hidangan pembuka chawanmushi dengan abalone kukus, berpadu caviar serta minyak abalone yang berikan cita rasa gurih tapi juga tidak berlebihan. Ditambah dengan sentuhan oscietra caviar yang membuat hidangan semakin mewah.

Baca Juga: Gucci dan Prada 'Ketahuan' Made in China, Strategi Unik Balas Tarif Trump Lewat TikTok?

Selanjutnya tamu dibuat tak menyangka dengan hidangan berbahan dasar lobak dipadukan dengan salad khas Jepang yaitu daikon, bisa memberikan tekstur crunchy sekaligus fresh.

Disusul dengan sajian Pursuit of Perfection yang terdiri dari susunan jamur alias mushroom gratin, berpadu cream truffle cashew yang memberikan cita rasa chewy alias kenyal. Pada menu ini sangat terlihat, detail makanan yang indah mencerminkan Lexus yang tetap berfokus pada artistik dan keindahan, tapi juga menghadirkan inovasi.

Menu personalisasi Explorer octopus panggang berpadu black garlic, tamarin dan belimbing menyegarkan  (Suara.com/Dini Afrianti)
Menu personalisasi Explorer octopus panggang berpadu black garlic, tamarin dan belimbing menyegarkan (Suara.com/Dini Afrianti)

Lalu menu personalisasi pada kategori Explorer menghadirkan octopus panggang berpadu bawang putih hitam, tamarin, dan belimbing wuluh yang memberikan sensasi smoke istimewa di lidah. Menu ini menggambarkan perpaduan teknologi hybrid yang dimiliki Lexus.

Menu personalisasi kategori Artisan disajikan madai matsukasa yaki berupa hidangan ikan kakap putih Jepang yang diolah dengan cara unik, yaitu membuat kulit ikan menjadi sangat renyah selaiknya sisik pinus, sedangkan daging ikan di dalamnya tetap lembut.

Menu personalisasi Artisan ikan kakap putih Jepang madai matsukasa yaki (Suara.com/Dini Afrianti)
Menu personalisasi Artisan ikan kakap putih Jepang madai matsukasa yaki (Suara.com/Dini Afrianti)

Terakhir menu personalisasi Passionate, yang menyajikan daging sapi wagyu yang secara khusus direndam dalam anggur plum, memberikan tekstur lembut berpadu saus jamur yang dipanggang.

Hidangan ditutup dengan dessert berupa ice cream dengan gel yuzu, berpadu dengan brûlée yang berikan sensasi menyegarkan sebagai hidangan penutup. Terdapat tiga rasa dessert dalam fine dining ini, yaitu matcha, sakura, dan strawberry, serta koji umami sweet dengan dominan rasa manis yang tidak berlebihan.

Menu personalisasi Passionate daging sapi wagyu berpadu saus jamur panggang (Suara.com/Dini Afrianti)
Menu personalisasi Passionate daging sapi wagyu berpadu saus jamur panggang (Suara.com/Dini Afrianti)

Berfokus pada sustainable, kurangi jejak karbon

Meski seluruh hidangan yang disajikan mewah dan eksklusif ditambah dengan teknik masak yang tidak biasa, namun benang merah Lexus Feast selalu mengedepankan sustainability atau ramah lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan memaksimalkan penggunaan bahan makanan lokal, seperti octopus yang diambil langsung dari Pangandaran, Jawa Barat hingga honje atau kecombrang yang mudah ditemukan di Indonesia.

"Jadi kita memberdayakan sumber makanan lokal, seperti octopus dan abalone ini yang didatangkan langsung dari nelayan di Pangandaran. Lalu ada juga honje, atau orang Indonesia menyebutnya dengan kecombrang," ujar Chef Rachel Tjahja yang juga Owner dari Su Ma.

Bansar bercerita, fokus pada sustainable atau ramah lingkungan sebisa mungkin harus menggunakan sumber daya lokal. Tujuannya yaitu untuk mengikis emisi karbon yang dihasilkan dari logistik atau pengiriman bahan makanan.

"Jadi saat semakin banyak bahan makanan dikirim dari luar negeri, maka semakin banyak juga emisi karbon yang keluar imbas dari perjalanan kendaraan logistik itu," jelas Bansar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI