Suara.com - Mengelola bisnis di era digital memang menjanjikan banyak peluang, tapi bukan berarti tanpa tantangan.
Bukan cuma soal produk atau pemasaran, tapi bagaimana mengatur operasional bisnis agar berjalan efisien juga jadi kunci utama kesuksesan.
Sayangnya, masih banyak pelaku usaha — terutama pemula — yang mengabaikan pentingnya manajemen operasional sejak awal. Padahal, ini bisa berdampak besar pada pertumbuhan bisnis ke depannya.
Operasional yang baik akan membantu bisnis berjalan lebih teratur, hemat biaya, dan siap berkembang tanpa harus keteteran saat order meningkat atau permintaan pasar berubah.
Apalagi di era serba digital ini, ada banyak teknologi yang bisa membantu pengusaha untuk mengelola arus kas, pembayaran, hingga pencatatan transaksi dengan lebih praktis dan aman.
Salah satu inovasi menarik datang dari Pivot, yang merupakan identitas baru dari PT Harsya Remitindo, perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai pemain lama di industri remitansi sejak 2012.
Dulu, Harsya membantu para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengirimkan uang dari luar negeri ke tanah air, terutama dari Taiwan dan Hong Kong, juga sempat meluncurkan produk uang elektronik bernama IKI Pay pada 2022.
Kini, lewat Pivot, perusahaan membawa gebrakan baru untuk dunia bisnis Indonesia, khususnya di segmen B2B alias antar perusahaan.
Pivot hadir sebagai solusi infrastruktur pembayaran digital yang memudahkan pengusaha dalam mengatur berbagai transaksi keuangan.
Baca Juga: Pengamat UGM Duga Ada Kongkalikong Oknum Pusat dan Pengusaha Tambang Nikel di Raja Ampat
Tak cuma urusan kirim uang, tapi juga mencakup manajemen saldo, pencatatan otomatis, hingga pembuatan dompet digital sendiri untuk bisnis.
CEO Pivot, Fajar Halim, menyebut bahwa layanan ini bukan sekadar digitalisasi biasa, melainkan upaya menyederhanakan proses rumit yang biasanya bikin pengusaha pusing.
Intinya, semua urusan keuangan bisa dikelola lewat satu platform yang transparan, real-time, dan bisa berkembang sesuai kebutuhan bisnis.
Lewat teknologi yang ditawarkan, pelaku usaha nggak perlu lagi bikin sistem dari nol atau repot urus izin ini-itu untuk bisa terima berbagai metode pembayaran.
Keunggulan yang ditawarkan bukan cuma di fiturnya yang lengkap, tapi juga di fleksibilitasnya. Sistem ini bisa diatur sesuai kebutuhan bisnis, baik skala kecil maupun besar.
Plus, ada fasilitas rekonsiliasi otomatis dan pelacakan transaksi secara real-time yang bikin arus kas lebih terkontrol dan efisien. Bukan cuma hemat waktu, tapi juga biaya dan tenaga.
COO Pivot, Kinantia Subiantoro, menambahkan bahwa Pivot membuka akses ke teknologi keuangan digital yang sebelumnya cuma bisa dinikmati perusahaan besar.
Karena kini, bisnis kecil dan menengah pun bisa pakai sistem pembayaran B2B yang canggih tanpa harus keluar biaya besar untuk bangun infrastruktur sendiri.
Baru 100 hari diluncurkan, sudah ada lebih dari 100 perusahaan dari berbagai industri yang mempercayai Pivot, termasuk Janji Jiwa, Paper.id, hingga MGTT.
Bagi pengusaha pemula, kemitraan dengan Pivot bisa jadi solusi untuk mempercepat digitalisasi pembayaran tanpa ribet.
Cukup satu kali integrasi, bisnis bisa langsung menerima berbagai metode pembayaran sekaligus aktifkan fitur refund otomatis.
Jadi, buat kamu yang mau serius mengembangkan bisnis di era digital, mengelola operasional secara cerdas adalah langkah awal yang wajib diprioritaskan!
Mengelola operasional bisnis di era digital memang penuh tantangan, tapi juga membuka banyak peluang baru.
Dengan dukungan teknologi yang tepat, seperti sistem pembayaran dan manajemen keuangan digital, pelaku usaha bisa lebih fokus mengembangkan bisnis tanpa dibebani proses manual yang merepotkan.
Kunci utamanya adalah memilih solusi yang terintegrasi, aman, dan sesuai kebutuhan bisnis. Dengan begitu, pengusaha pemula maupun berpengalaman dapat melangkah lebih percaya diri menghadapi persaingan pasar yang makin dinamis.