Mental Ease at Workplaces: Program Revolusioner Atasi Stigma Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 27 Juni 2025 | 10:16 WIB
Mental Ease at Workplaces: Program Revolusioner Atasi Stigma Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Ilustrasi burnout (Freepik/creativeart)

Suara.com - Di tengah dunia kerja yang makin kompleks dan menuntut, kesehatan mental karyawan kini menjadi isu sentral dalam diskusi mengenai keberlanjutan sumber daya manusia. 

Dalam momentum peringatan 50 tahun kehadirannya di Indonesia, Otsuka Group mengambil langkah strategis dengan meluncurkan program “Mental Ease at Workplaces” sebuah inisiatif komprehensif yang menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, inklusif, dan berdaya tahan.

Program ini tidak sekadar bentuk perayaan, tetapi refleksi mendalam atas filosofi Otsuka: “Otsuka-people creating new products for better health worldwide.” 

Filosofi ini bukan hanya tentang menciptakan produk inovatif, tapi juga memperkuat komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan sebagai bagian tak terpisahkan dari misi bisnisnya.

Kesehatan Mental sebagai Pilar Produktivitas

Mental Ease at Workplaces, Program Otsuka Atasi Kesehatan Mental di Tempat Kerja (Dok. Istimewa)
Mental Ease at Workplaces, Program Otsuka Atasi Kesehatan Mental di Tempat Kerja (Dok. Istimewa)

“Mental Ease at Workplaces” menjadi langkah nyata dalam menjawab tantangan zaman: meningkatnya tekanan kerja, burnout, serta stigma yang masih mengitari isu kesehatan mental di tempat kerja

Otsuka Group melihat bahwa kesehatan mental bukan sekadar isu personal, melainkan faktor kunci produktivitas organisasi dan ketahanan jangka panjang perusahaan.

“Kesehatan mental merupakan fondasi dari produktivitas dan kesejahteraan di lingkungan kerja,” tegas Sudarmadi Widodo, Human Capital & Corporate Communications Director Otsuka Group. 

“Kami ingin menciptakan budaya kerja yang menyadari pentingnya perawatan mental secara berkelanjutan dan menyediakan ruang aman bagi setiap individu,” tambah dia.

Baca Juga: Pekerja Lepas di Era Gig Economy: Eksploitasi Ganjil di Balik Nama Kebebasan Moneter

Program ini mencakup pendekatan holistik empat dimensi Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif. Ini berarti tidak hanya fokus pada penanganan masalah yang sudah ada, tetapi juga pada edukasi, peningkatan literasi kesehatan mental, dan upaya pencegahan melalui pelatihan dan konseling rutin.

Kolaborasi Multisektor untuk Dampak yang Lebih Luas

Peluncuran program ini mendapat dukungan penuh dari tokoh-tokoh penting di sektor kesehatan. Salah satunya adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Bapak Taruna Ikrar. 

Dalam sambutannya, ia menyoroti kontribusi Otsuka yang telah lama terlibat dalam sejarah kesehatan Indonesia, dari produksi larutan infus hingga mendukung riset global yang berdampak lokal.

“Otsuka bukan pemain baru dalam kesehatan masyarakat Indonesia. Kolaborasi lintas sektor seperti ini adalah masa depan pengembangan sistem kesehatan nasional yang tangguh,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan RI, Ibu Maria Endang Sumiwi, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Otsuka yang kini turut berperan aktif dalam isu kesehatan jiwa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI