Link Download Kalender Masehi 2025, Hijriah 1446 - 1447 H dan Kalender Jawa Lengkap

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB
Link Download Kalender Masehi 2025, Hijriah 1446 - 1447 H dan Kalender Jawa Lengkap
Ilustrasi kalender. [Dok.Antara]

Suara.com - Link download kalender masehi dan kalender jawa tersedia dalam tulisan berikut. Kendati sama – sama kalender, kedua jenis kalender ini memiliki fungsi yang berbeda. Jika kalender masehi jamak digunakan untuk menandai agenda – agenda harian, karena berlaku secara internasional, hal sebaliknya berlaku untuk kalender jawa. Kalender yang hanya berlaku lokal, utamanya di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur biasa dipakai untuk menentukan hari – hari pasar, seperti Pon, Wage, Kliwon, Pahing, dan Legi.

Dalam sebagian kepercayaan, kalender jawa juga merupakan penentu weton untuk mendeteksi dua orang merupakan jodoh kemudian menentukan hari pernikahan, atau justru sebaliknya pembawa kesialan.

Untuk mendownload kalender masehi Anda bisa klik https://drive.google.com/file/d/1AMkTaQKYC9kbFkURoWFUkTImF4aBLPUm/view Sementara itu, kalender jawa bisa didapatkan melalui tautan https://drive.google.com/file/d/1Esb_gb1kBVOOLSBfJBV88zDX3EtGOzgk/view dan untuk kalender hijriah pdf bisa didownload melalui link berikut https://www.al-habib.info/kalender-islam/global_pdf/kalender-islam-global-tahun-2025-m.pdf

Sejarah Kalender Masehi

Reformasi besar dalam kalender menjadi salah satu pencapaian terbesar Paus Gregorius XIII. Sebelum reformasi, Kalender Julian yang digunakan secara luas memiliki kekeliruan kecil yang, seiring waktu, menyebabkan pergeseran tanggal-tanggal penting, termasuk perayaan Paskah.

Paus Gregorius XIII, dengan bantuan ilmuwan seperti Aloysius Lilius dan Christopher Clavius, memperkenalkan Kalender Gregorian pada tahun 24 Februari 1582 melalui bulla kepausan "Inter gravissimas."

Kalender Gregorian mengoreksi panjang tahun menjadi lebih akurat dan menetapkan aturan baru untuk tahun kabisat. Selain itu, kalender ini mengembalikan 1 Januari sebagai awal tahun, menyelaraskan tradisi lama bangsa Romawi dan memulai era baru dalam perhitungan waktu. Reformasi ini berdampak besar pada cara dunia merayakan tahun baru, termasuk perayaan Tahun Baru Masehi yang akan kita sambut pada Tahun Baru 2025.

Hingga kini, Kalender Gregorian digunakan secara luas, menjadi standar global dalam penanggalan dan perhitungan waktu. Melalui reformasi ini, Paus Gregorius XIII tidak hanya memperbaiki ketepatan kalender tetapi juga menciptakan dasar bagi perayaan tahun baru modern, termasuk Tahun Baru Masehi yang terus kita rayakan setiap tanggal 1 Januari.

Saat dunia menyambut Tahun Baru 2025, kita dapat mengenang dan menghargai kontribusi besar Paus Gregorius XIII yang telah memberi kita sistem penanggalan yang akurat dan seragam. Dengan kalender ini, pergantian tahun menjadi momen yang dirayakan serentak, menghubungkan masyarakat di seluruh penjuru dunia dalam semangat yang sama. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif! Ibrahim bin Adham dan Rahasia Malam Lailatul Qadar

Weton dalam Kalender Jawa

Weton memberikan peran penting dalam penanggalan Jawa. Pasalnya sistem weton dipercaya bakal memengaruhi nasib seseorang. Kalender ini sering dipakai untuk menentukan waktu terbaik dalam acara besar seperti pernikahan, pindah rumah, atau memulai bisnis agar semuanya berjalan dengan lancar dan penuh keberuntungan.

Weton merupakan gabungan antara hari umum dan hari pasaran dalam penanggalan Jawa. Dalam kebudayaan Jawa, weton merupakan kombinasi dari tujuh hari dalam seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Setiap kombinasi weton memiliki arti dan pengaruh tertentu yang sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, mulai dari menentukan hari baik, karakter, hingga peruntungan seseorang.

Perhitungan weton didasarkan pada angka-angka tertentu yang dikenal sebagai neptu. Neptu diberikan untuk setiap hari biasa dan hari pasaran, misalnya Minggu bernilai 5, Senin 4, dan seterusnya. Sedangkan hari pasaran seperti Legi bernilai 5 dan Pahing 9. Nilai-nilai ini dijumlahkan untuk mendapatkan weton yang digunakan dalam berbagai ramalan dan primbon Jawa.

Kepercayaan akan hari baik dan tidak baik dalam tradisi Jawa membuat weton punya banyak peran penting. Bukan hanya menentukan hari pernikahan, namun juga beberapa peristiwa penting lain dalam hidup manusia, misalnya ketika menempati rumah baru, maka hari pertama penempatan akan dipilih berdasarkan weton yang baik. Begitu pula ketika syukuran panen, sedekah bumi, dan sedekah laut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI