Suara.com - Dikenal sebagai chef ternama, Arnold Poernomo sering dikira mengonsumsi makanan yang sehat-sehat olahannya sendiri. Apalagi, keluarga seperti adik-adiknya juga dikenal memiliki badan yang atletis.
Namun, rupanya hal dalam masalah kebiasaan makan sosok yang akrab disapa Chef Arnold ini juga terbiasa konsumsi makanan cepat saji alias junkfood lho. Dalam pernyataannya, Chef Arnold mengungkap, dirinya sering konsumsi junkfood bahkan mi instan.
“Kita tuh tetap suka junkfood. Adik saya bisa dilihat walaupun badannya jadi itu selalu makan mi instan,” ucap Chef Arnold dalam konferensi pers “Peluncuran Merek dan Produk Mie Instan Baru dari Momogi Signature”, Jumat (4/7/2025).
Dalam ceritanya, rupanya kebiasaan makan mi instan dirinya dan adik-adiknya ini sudah dari kecil. Kala itu, saat kecil ia dan keluarganya sempat tinggal di Australia. Chef Arnold sendiri mengaku, ia dan keluarganya memang terbiasa kerja dari kecil.
“Karena banyak yang gak percaya, dulu itu di Australia terdampar karena di Australia itu kita kerja dari kecil,” jelasnya.
![Chef Arnold Poernomo dalam “Peluncuran Merek dan Produk Mie Instan Baru dari Momogi Signature". [Suara.com/Fajar Ramadhan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/06/91131-chef-arnold-poernomo.jpg)
Namun, saat kedua orang tuanya kerja, di rumahnya kala itu sudah disiapkan dua box mi instan sejak kecil. Oleh sebab itu, ia dan adik-adiknya terbiasa mengonsumsi mi instan sejak kecil hingga saat ini.
“Waktu di Australia papa mama kan juga kerja, jadi kita cuma disiapin dua box mi instan. Jadi mi instan itu udah terbiasa buat kita,” sambung Chef Arnold.
Jadi Brand Ambassador Mi Instan
Kesukaannya terhadap mi instan, membuat Chef Arnold terpilih berkolaborasi menjadi Brand Ambassador mi instan Momogi Signature. Camilan khas keluarga Momogi, brand ikonik dari Sari Murni Group secara resmi meluncurkan lini terbarunya yaitu Momogi Signature, produk mi instan premium dengan rasa khas dan inovatif.
Baca Juga: Tak Terima Nama Palembang Tercoreng Gegara Willie Salim, Richard Lee Ikutan Bikin Acara Masak Besar
Dengan mengusung tagline “Enaknya Dari Dulu”, untuk menjawab nostalgia generasi milenial dan Gen Z yang tumbuh bersama stick jagung bakar. Namun kini membuat produk dengan pengalaman rasa yang lebih berani, modern, dan mengenyangkan.
Vice President Marketing and Indirect Business Sari Murni Group, Natanael Yonathan mengungkap, alasan pemilihan Chef Arnold sebagai Brand Ambassador tak lepas dari kisahnya dengan mi instan serta produk camilannya.
Selain itu Chef Arnold sebagai Brand Ambassador juga dinilai dari sosoknya yang dinamis, berkarakter kuat, dan dekat dengan generasi urban digital-savvy mencerminkan semangat yang ingin dihadirkan produk tersebut yakni premium, relatable, dan penuh nilai.
“Pemilihan Chef Arnold Poernomo sejalan dengan kisah nostalgia yang ia miliki bersama produk camilan kami,” ujar Natanael.
![Chef Arnold Poernomo. [Suara.com/Fajar Ramadhan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/06/60163-chef-arnold-poernomo.jpg)
Terkait produknya terdapat dua varian rasa unggulan yang dirancang untuk membawa kembali cita rasa klasik dalam kemasan yang lebih modern dan premium.
Varian Roasted Corn (Mie Goreng) menghadirkan pengalaman unik melalui perpaduan mie goreng bertekstur kenyal dengan topping jagung asli serta taburan crumbs menciptakan aroma dan rasa jagung bakar yang autentik.
Sementara itu, varian Cheese Curry (Mie Kuah) menyuguhkan kuah kari yang creamy dan hangat, dipadukan dengan bubuk keju asli yang memperkaya rasa menjadi lebih gurih dan menggoda.
Banyaknya Konsumen Mi Instan
Untuk mi instan sendiri selain Chef Arnold, memang banyak menjadi makanan favorit banyak orang. Data World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia mencatat konsumsi lebih dari 14 miliar porsi mi instan per tahun.
Natanael Yonathan mengatakan, banyaknya mi instan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sepanjang 2024 mencapai 14,68 miliar bungkus.
"Jumlah ini meningkat 0,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya sehingga nilai pasarnya (market size) sangat besar mencapai puluhan triliun rupiah per tahun," jelas Natanael.