Suara.com - Di tengah krisis iklim, degradasi lingkungan, dan meningkatnya ketimpangan sosial, para pemimpin di sektor sosial dan lingkungan di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Namun, banyak dari mereka belum mendapatkan dukungan yang sesuai untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan yang kontekstual dan berkelanjutan.
Hasil Training Needs Assessment (TNA) tahun 2024 mengungkap kesenjangan signifikan antara kebutuhan di lapangan dan jenis pelatihan yang tersedia.
![Ilustrasi presentasi. [StartupStockPhotos/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/02/15/12773-ilustrasi-presentasi.jpg)
Banyak pelatihan dianggap terlalu umum, tidak kontekstual, serta minim dalam membangun keterampilan adaptif seperti fleksibilitas, resiliensi, dan lifelong learning.
Hal ini membuat banyak penggerak pembangunan merasa tidak cukup siap untuk mengambil keputusan strategis di lapangan atau mendorong kolaborasi lintas sektor.
Merespons kebutuhan tersebut, Digdaya Selaras meluncurkan Akademi SaDaya—sebuah ekosistem pembelajaran daring dan luring yang dirancang untuk memperkuat kapasitas pemimpin sosial dan lingkungan di seluruh Indonesia.
Akademi ini secara resmi diluncurkan pada awal Juli 2025 dan dapat diakses melalui situs akademisadaya.digdayaselaras.id.
“Peluncuran Akademi SaDaya merupakan respons strategis dari mendengar dan mengobservasi rekan-rekan kami di sektor konservasi, riset, dan komunitas,” kata Sarilani Wirawan, Co-Founder dan Managing Director Digdaya Selaras.
“Kami ingin menyediakan ruang belajar yang mudah diakses, relevan, dan aplikatif.”
Baca Juga: Kerugian Negara Mencapai Rp200 Triliun: Puluhan Korporasi Raksasa Dilaporkan ke Kejagung
Akademi SaDaya menggabungkan metode pembelajaran berbasis komunitas, coaching, mentoring, dan fasilitasi, agar peserta tidak hanya menerima materi tetapi juga membangun jejaring yang mendukung proses belajar jangka panjang.
Menurut Ade Yuliani, Co-Founder dan Business Development Director Digdaya Selaras, ekosistem ini didesain agar fleksibel, dapat diakses dari mana saja, dan menyesuaikan dengan konteks lokal peserta.
“Kami percaya teknologi harus dimanfaatkan untuk memperluas dampak. Akademi SaDaya adalah langkah nyata kami menjadikan belajar sebagai sarana memperkuat Indonesia.”
Program pelatihan batch pertama akan dimulai pada 4 Juli 2025, dengan kombinasi kelas gratis dan berbayar.
Selain kelas daring, Akademi SaDaya juga menghadirkan ruang interaksi tatap muka untuk mendorong diskusi kolektif, pertukaran praktik baik, serta membentuk komunitas belajar yang saling menguatkan.