Suara.com - Sebuah video yang diunggah oleh akun Gupran Gupran di Facebook baru-baru ini menyita perhatian publik. Dalam video tersebut, terlihat seorang anak perempuan Warga Negara Asing (WNA) alias bule berhasil mencapai puncak Gunung Rinjani, salah satu jalur pendakian paling ekstrem di Indonesia.
"Ini tamu saya, dia sendiri, bawa porter 3. Masa kalah sama anak kecil naik gunung. Sendirian lagi, bodyguard nya tuh di depan 1 di belakang 2 ini," kata sang porter di akun Facebooknya.
Yang membuat publik tercengang, pendakian ini ia lakukan sendirian, hanya ditemani oleh tiga porter dan seorang guide lokal selama tiga hari dua malam. Dari beberapa dokumentasi yang dibagikan, anak tersebut terlihat melakukan ritual terlebih dahulu sebelum memulai pendakian.
Sang anak juga terlihat mengenakan pakaian mendaki yang simpel namun mencolok. Mulai dari crop top putih tanpa lengan dan celana pendek, hingga puffer jaket yang ia kenakan sesekali.
Dengan penuh semangat, si bocah juga tampak mengangkat papan bertuliskan "Rinjani 3726 mdpl" di puncak gunung. Hal ini menandakan keberhasilannya menaklukkan jalur ekstrem termasuk titik legendaris “Letter E” yang kerap membuat pendaki dewasa pun gentar.
Sementara itu, menurut sang porter kedua orangtuanya tidak ikut mendaki dan hanya menunggu di hotel, sebelum akhirnya menjemput sang anak di Air Terjun Sendang Gile saat perjalanan turun.
"Turun dari gunung rinjani langsung ketemuan sama ortunya di air terjun Sendang Gile Senaru. Wih ada yang rindu nih, soalnya 3 hari 2 malam di gunung," kata dia.
Video ini pun langsung viral karena dinilai sangat inspiratif sekaligus mengharukan. Banyak warganet memuji keberanian dan keteguhan si anak, serta profesionalisme dari para porter dan pemandu yang mendampinginya sepanjang perjalanan.
Menyinggung keamanan pendaki, sang porter pun meminta pendaki pemula atau yang belum memiliki pengalaman untuk bisa mencontoh sang bocah.
Baca Juga: Viral! Pasien Diduga Ditelantarkan di RSUD Gunung Jati Cirebon, Tak Diberi Makan Selama 3 Hari?
"Kalau mau aman mendaki. Satu orang Guide. Porter nya tiga. Nah kalau terjadi yg tidak diinginkan, baru salahin Guide," tulis dia.
Karenanya, tak sedikit yang membandingkan kisah ini dengan tragedi yang menimpa wisatawan asal Brasil, Juliana Marins yang meninggal dunia usai jatuh ke jurang saat mengikuti paket sharing pendakian bersama rombongan wisatawan asing dan seorang pemandu lokal bernama Ali Musthofa.
“Juliana bangun nggak lu, harusnya kek gini,” tulis salah satu netizen dengan nada satir, mengomentari perbedaan pendekatan antara dua pendakian tersebut.
Komentar lainnya pun bernada serupa, "Ini baru keren... beneran niat dan memikirkan safety. Nekat yang bermodal dan terencana."
"Para porter guide sangat amanah, keren. Semoga dibayar banyak," kata lainnya.
"Kalau Juliana kayak gini nyewa guide banyak pasti nggak bakal jatuh. Ini 1 guide 6 orang," ucap lainnya