Langkah pertama dan terpenting adalah berhenti menyalahkan diri sendiri.
Memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan semua emosi—marah, sedih, takut—adalah bagian dari proses penerimaan.
Berdamai dengan perasaan dan kenyataan akan membantu menenangkan pikiran.
2. Cari Dukungan, Jangan Sendirian
Berbagi perasaan dan ketakutan dengan orang yang dipercaya, seperti sahabat atau anggota keluarga, dapat memberikan kelegaan yang luar biasa.
Dukungan sosial, terutama dari keluarga, terbukti menjadi faktor penting yang membantu seseorang bertahan.
3. Bicarakan dengan Orang Tua
Meskipun menakutkan, segeralah berbicara dengan orang tua.
Menyampaikan kabar ini sesegera mungkin akan memberi mereka waktu untuk memproses informasi dan pada akhirnya dapat memberikan dukungan emosional dan logistik yang sangat dibutuhkan selama masa kehamilan.
Baca Juga: Hamil di Luar Nikah Menurut Pandangan Hukum di Indonesia, Bagaimana Nasib dan Hak-hak Anak?
4. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional
Jika beban terasa terlalu berat, berkonsultasi dengan psikolog atau konselor adalah pilihan yang bijak.
Profesional dapat memberikan strategi penanganan stres yang efektif.
Selain itu, kini sudah ada beberapa yayasan yang memberikan pendampingan psikologis, finansial, dan spiritual bagi perempuan yang menghadapi kehamilan di luar nikah.
5. Alihkan Fokus pada Kesehatan Diri dan Janin
Fokus pada kesehatan diri dan janin dapat memberikan tujuan baru yang positif.